Tidak perlu cemas menghadapi larangan penggunaan antibiotik. Menurut Prof. Dr. Nahrowi, M. Sc, Guru Besar Tetap Fakultas Peternakan IPB, ada 11 alternatif pengganti antibiotic growth promoter (AGP), yakni probiotik, prebiotik, sinbiotik, asam organik, enzim, phytogenics feed additive (PFA), ion logam, silika aktif, bakte riofage, antimikrobial peptida, dan hiperimun.
Nahrowi menuturkan, kemungkinan Indonesia bisa memproduksi probiotik, prebiotik, dan PFA sebagai alternatif pengganti AGP besar dan tidak sulit mewujudkannya. Nahrowi menjelaskan, banyak mikroba yang bisa digunakan sebagai bahan untuk memproduksi probiotik, contohnya bacillus, lactobacillus, clostridium, dan enterococcus.
“Ini sudah diuji kemudian dilaporkan dan dipublikasikan dalam jurnaljurnal terkait, seperti Poultry Science dan Animal Science,” katanya. Probiotik membuat keseimbangan mikroba menjadi bagus. Penelitian ini banyak dilakukan di Thailand, Korea, dan terutama China. Jumlah bakteri yang ada dalam probiotik berkisar 106 – 109 cfu/kg, sedangkan dosis yang digunakan sekitar 0,3 – 1 g/kg pakan.
Dengan dosis tersebut, ayam bisa mencapai bobot badan 1,385 - 2,964 kg dan nilai konversi pakan (FCR, feed conversion ratio) sebesar 1,42 - 1,81. Sedangkan sumber prebiotik, lanjut dia, “Kita punya bungkil inti sawit. Palm kernel bisa kita jadikan bahan prebiotik, lebih baik daripada prebiotik yang dihasilkan dari mikroorganisme,” ujarnya.
Salah satu jenis prebiotik misalnya Mannan (MOS), Fruktan (FOS), dan Galaktan (GOS). “Mannan yang paling banyak digunakan,” imbuhnya. Dosis pemakaian prebiotik sekitar 0,1-0,5 g/kg pakan. Selanjutnya, PFA banyak berasal dari tanaman, seperti kunyit, temulawak, ginko biloba, stevia, hingga ekstrak kayu-kayuan.
