Tampilkan di aplikasi

Importasi beras Vs produksi padi

Majalah Agrina - Edisi 290
14 Agustus 2018

Majalah Agrina - Edisi 290

World hunger map, FAO 2017.

Agrina
Berdasarkan data BPS, Bulog meng impor beras sebanyak 865.518 ton atau senilai US$404.928.363 pada semester I-2018 (Januari-Juni). Selain itu, ada juga PT PPI (Persero) yang mengimpor beras sebanyak 30.000 ton atau senilai US$15.233.750. Keputusan impor ini diambil menyusul merangkak naiknya harga beras di pasaran beberapa waktu lalu. Pada 2 Agustus lalu, Darmin Nasution, Menteri Perekonomian menegaskan, stok Bulog sudah di atas 2 juta ton dan tidak akan ada impor lagi.

Masih Rawan. Menurut Ratno Soetjiptadie, ketahanan pangan (food security) Indonesia selama 2015- 2080 sangat rentan terhadap perubahan iklim. “Indonesia ada di kategori merah. Artinya, kalau ada perubahan iklim, Indonesia sangat rentan terhadap kelaparan dan kekurangan gizi,” paparnya pada acara diskusi terbatas bertema “Produktivitas Padi versus Importasi Beras, Ada Apa?” yang diselenggarakan Forum Wartawan (Forwatan) di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Senin (9/7).

Ketahanan pangan, lanjut ilmuwan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang saat itu bekerja di FAO, bukan soal ketersediaan pangan cukup hanya buat hari ini, tapi juga harus cukup untuk seterusnya. “Kalau butuh 1 juta ton, mestinya kita produksi 1,5 juta ton sehingga ada stok 0,5 juta ton. Kita belum sampai ke sana,” jabar pria yang pernah membawa perusahaan swasta di Lampung menjadi pengekspor nanas terbesar nomor satu di dunia itu.

Peningkatan produktivitas padi sulit dicapai jika tidak dibenahi dari elemen yang paling dasar, yaitu tanah. Dari hasil pengamatan, Ratno memperkirakan ada 69% tanah di Indonesia yang masuk kategori rusak parah. Jika ingin membuktikan, ia mempersilakan siapa pun untuk mencabut padi yang sedang ditanam. Kemudian lihat bagian akarnya. Jika padi terlihat dengan daun hijau tapi tidak memiliki akar, itu tandanya tanah keracunan pestisida.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI