Tampilkan di aplikasi

Kemitraan membuat peternak berseri

Majalah Agrina - Edisi 297
13 Maret 2019

Majalah Agrina - Edisi 297

Kemitraan mengamankan kondisi pasar yang tidak stabil. / Foto : Windi Listianingsih

Agrina
Harga ayam broiler hidup yang kerap bergejolak membuat peternak ketar-ketir. Saat harga jual meninggi melebihi biaya pokok produksi, peternak tenang dan merasa hepi. Tetapi kala harga jatuh, runyamlah sudah. Itulah yang dirasakan Tandy Afrianto setelah hampir 12 tahun beternak broiler.

Peternak di Dusun 5, Desa Cempedak Lobang. Kec. Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut itu menjelaskan, sejak 2012 harga jual boiler sangat berfluktuasi. “Fluktuasinya luar biasa jauh sekali. Untung tipis,” ujar Tandy kepada AGRINA. Selama 14 tahun beternak mandiri, dia lantas memutuskan bermitra untuk mengamankan harga.

Lain lagi kisah Robert Sinaga. Sebelum memutuskan beternak broiler pada 2015, peternak milenial itu mantap memutuskan bermitra mengingat pengalaman teman-temannya yang sukses beternak melalui kemitraan. Robert pun menikmati manfaat kemitraan. “Bermitra itu lebih aman dari pada kita main pribadi karena ‘kan harga ayam sekarang juga nggak tentu ya,” ungkapnya. Selain itu, ada banyak manfaat yang Tandy dan Robert rasakan melalui kemitraan. Apa saja?

Berbagai Manfaat. Menurut Tandy, beternak broiler itu perputaran bisnisnya cepat dan menguntungkan, khususnya saat ia baru mulai beternak mandiri di akhir 2000. “Begitu coba ada hasilnya,” kata pria yang saat itu memelihara 1.000 ekor broiler. Keuntungan dan harga pasar yang stabil bagus tersebut ternyata tidak berjalan sesuai keinginan. “Dulunya peternak pribadi (mandiri) masih oke. Tapi mulai 2012 ke atas, harga itu fluktuasinya jauh sekali, mulai merugi,” imbuhnya.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI