Tampilkan di aplikasi

Ini strategi menghadapi perubahan iklim!

Majalah Agrina - Edisi 299
13 Mei 2019

Majalah Agrina - Edisi 299

Gunakan tanaman toleran cekaman abiotik dan biotik sebagai strategi mengatasi perubahan iklim.

Agrina
Ancaman iklim, ungkap Dr. Ir. Harmanto, M.Eng., hampir setiap 2-3 tahun melanda Indonesia baik itu El Nino maupun La Nina. “Kalau ada ancaman perubahan iklim, biasanya menurunkan produksi,” ulas Kepala Balai Penelitian Agro klimat dan Hidrologi, Kementerian Pertanian itu. Meski produksi padi mencapai 75 juta ton GKG pada 2015, ada ribuan hektar sawah hampir gagal panen karena El Nino. “Bahkan, di beberapa daerah itu memang gagal kalau tidak kita instalasi pompa air,” ujarnya pada seminar AGRINA Agribusiness Outlook 2019.

Iklim 2019

Harmanto menjelaskan, El Nino menunjukkan tren situasi kekeringan sedangkan La Nina memicu banjir. Pada kondisi La Nina biasanya terjadi ledakan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) karena dalam kondisi kemarau masih ada curah hujan. “Arti nya, udara lembap sehingga populasi OPT meningkat. Kalau itu menyerang dalam sistem produksi, ini sedikit mengganggu,” paparnya.

Posisi Indonesia, tambahnya, tidak terlalu menguntungkan karena diapit dua samudera Pasifik dan Hindia yang membentuk kondisi iklim. Ada dua parameter yang mempengaruhi iklim Indonesia, yaitu El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). ENSO itu pergerakan varietas udara, kecepatan angin, dan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. ENSO sangat menentukan kejadian El Nino dan IOD yang berada di Samudera Hindia, mempengaruhi potensi La Nina.

“Dari pengamatan beberapa lembaga penelitian, fenomena iklim di Indonesia 2019 akan terjadi El Nino lemah,” ulasnya. ENSO berpeluang El Nino lemah hingga pertengahan 2019 dan netral hingga akhir tahun sedangkan IOD diprediksi netral selama 2019.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI