Tampilkan di aplikasi

Beroleh untung dari olahan hidroponik

Majalah Agrina - Edisi 301
11 Juli 2019

Majalah Agrina - Edisi 301

Harti Kurniawan, pasokan banyak diolah menjadi nilai jual yang tinggi.

Agrina
Hidroponik Sistem Rakit Apung Di dalam green house, Harti menerapkan budidaya hidroponik dengan cara rakit apung. Alasannya, sistem pengairan yang paling mudah dan banyak digunakan petani hidroponik adalah rakit apung. Bahkan, menurutnya, pemula pun sangat mudah mengaplikasikan metode rakit apung.

Ditambah lagi, biaya pembuatan rakit apung terbilang murah. Bahan yang digunakan untuk membuat sistem rakit apung juga mudah ditemukan, seperti boks kontainer atau styrofoam box untuk menampung air, nutrisi, dan tanaman. Setelah itu, styrofoam dilubangi untuk meletakkan benih.

Rakit apung, lanjutnya, terbilang sederhana karena sistem ini dapat memanfaatkan listrik ataupun tidak. Listrik yang digunakan hanya untuk penggerak aerator guna penambahan oksigen. Ketika listrik padam juga tidak akan mengganggu sistem pertumbuhan tanaman. “Metode rakit apung menggunakan daya apung sebagai penopang tanaman.

Sistem ini bisa mendapatkan hasil yang sangat maksimal. Biaya pembuatan yang murah, mudah dibersikan, dan mengontrol nutrisi juga sangat mudah,” jelasnya. Pembuatan rakit apung membutuhkan butuh bak besar atau boks kontainer, triplek, terpal, styrofoam, net pot, dan aerator.

Kontainer dilapisi triplek dan terpal untuk terhindar dari kebocoran. Setelah itu, sambungnya, aerator diletakkan di kontainer paling pojok. Kontainer diisi dengan air dan nutrisi AB mix sesuai daya tampungnya. Styrofoam yang sudah dilubangi lalu diletakkan di atas kontainer. Jarak antarlubang styrofoamkurang lebih 10–13 cm, sedangkan lubang untuk meletakkan benih kurang lebih 5 cm.

“Nutrisi yang dibutuhkan tergantung tanamannya. Misalkan sayur-sayuran seperti sawi, selada, biasanya kalau Hijos Farm dengan kapasitasnya 1.000 liter bak. Biasanya (pupuk) AB mix itu A 5 liter dan B 5 liter, menghasilkan 800-1.200 ppm (kadar nutrisi). Kalau airnya terlalu banyak, harus ditambahkan nutrisi lagi. Biasanya ada alat tersendiri untuk mengukur nutrisi pada tanaman,” pungkasnya.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI