Baru setahun beternak broiler, pemuda ini bisa menunaikan ibadah haji. Memulai ternak dari 5.000 ekor, populasinya kini 63 ribu ekor dengan kandang semitertutup dan tertutup (closed house). Ia juga menjadi inspirasi sekaligus ‘kiblat’ sebagai peternak sukses dalam menerapkan inovasi baru. Siapakah dia? Ingin Usaha Pemuda itu bernama H. Solihin, peternak ayam di Tanjung Karang, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang, Jabar. Solihin mulai beternak ayam pada 2007 dengan meminjam kandang sang ayah, H. Sama’. Mulanya H. Sama’ beternak tapi bangkrut se hingga kandang terbuka (open house) itu dikontrakkan ke peternak lain.
”Setelah itu saya bilang jangan dikontrakin lagi. Saya pingin coba siapa tahu ada rezekinya di situ, di ayam,” bukanya kepada AGRINA. Pria kelahiran 10 Oktober 1987 ini mengaku sempat galau karena H. Sama’ menginginkannya kuliah selepas SMK. ”Saya nggak tertarik, saya pingin usaha,” jelasnya. Bersyukur, ayahnya mendukung keputusan itu. Solihin mengaku tidak punya ilmu peter nakan. “Dulu belum nikah, siang malam tidur juga di kandang. Jadi, pingin memahami karakter ayam, belajar observasi langsung,” tukas lulusan SMK Taruna Karya 1 Kara wang ini blakblakan.
Setahun beternak, Solihin memanfaatkan keuntungan usaha untuk beribadah haji. “Naik haji dari usaha ayam tahun 2008. Naik haji karena pingin nyempetin iba dah. Saya masih single, belum ni kah. Berdoa juga (biar) dimudah kan segalanya,” katanya semringah. Pada tahun yang sama, ia dan ayahnya berkunjung ke peternakan ayam closed house di Cikarang, Bekasi, Jabar. Ia ingin punya kandang seperti itu. “Ya cuma mimpi. Pingin populasi nambah tapi la - han segini-gini aja,” kenangnya. H. Sama’ justru men dukung dan memberi modal usaha untuk membuat kandang semitertutup dengan menggadaikan sawah.
