Mendukung regenerasi petani

Para petani menjadi tokoh utama penyedia pangan dunia. Tanpa Kehadiran mereka, penduduk bumi akan kelaparan karena tidak tersedia bahan pangan. Sayang, hampir semua negara menghadapi tantangan yang sama, enggannya generasi muda terjun ke dunia agribisnis.

Hal ini tidak hanya dialami negara berkembang. Negara maju seperti Amerika Serikat merasakan kendala serupa. Anak mudanya ogah menekuni bisnis pertanian, peternakan, dan perikanan. Mereka lebih memilih bekerja di kota dengan kehidupan yang ramai dan gemerlap. Di Indonesia, menurut Sensus Pertanian 2023, 42% petaninya merupakan generasi X yang berusia 43 – 58 tahun.

Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko menegaskan, kolaborasi besar harus dilakukan untuk regenerasi petani karena ancaman krisis pangan sudah di depan mata. ”Saya mengajak pihak lain yang memiliki kepedulian bersama untuk kolaborasi bersama,” kata Moeloko.

AGRINA pun turut mendukung kolaborasi regenerasi petani, salah satunya dengan mengikuti penandatanganan MoU Program Korporasi Teknis antara Indonesa dan FAO Representative Indonesia and Timor Leste di Jakarta, Senin (15/1). Ini merupakan program pemberdayaan anak muda di sektor pertanian untuk menjawab krisis sumber daya manusia.

Program dikawal Kantor Staf Presiden, FAO, Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bank Indonesia, dan Pertamina. Pelaksanaannya melibatkan berbagai stakeholder seperti HKTI dan Kwartir Nasional Pramuka.