Swasta Kelola Bandara, Solusi Menarik. Kemampuan daya tampung dan kualitas pelayanan beberapa bandara di Indonesia masih belum sesuai keinginan. Celakanya, dana APBN sangat terbatas bila digunakan untuk meng-upgrade performance bandara-bandara tadi. Keterbatasan APBN itulah kemudian muncul ide solusi mengenai peyerahan pengelolaan bandara yang selama ini dilakukan oleh Kementreian Perhubungan melalui Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) dan BUMN yakni PT Angkasa Pura I juga II, bisa diserahkan pengelolaannya oleh pihak swasta.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 disebutkan bahwa jasa kebandarudaraan di Indonesia diselenggarakan oleh UPBU (Unit Penyelengara Bandar Udara), yakni lembaga pemerintah di bawah Kemenhub dan/atau BUBU (Badan Usaha Bandar Udara). Selanjutnya, dalam UU juga disebutkan secara eksplisit bahwa BUBU dapat berbentuk BUMN, BUMD, badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas (swasta) dan koperasi (swasta).

Praktek pengelolaan bandara oleh swasta sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh negara-negara maju, lihatlah Changi di Singapura hingga Mumbai di India. Jika Indonesia masih mengandalkan APBN untuk pengembangan bandara-bandaranya dengan prosedur yang tak mudah, maka bisa diperkirakan ini akan makin memperlambat proses pengembangannya. Hal ini pun dialami oleh PT AP I dan II sebagai BUMN BUBU, yang masih kesulitan melakukan aksi korporasi guna pengembangan bandara di Indonesia yang sangat potensial.

Digandengnya swasta bisa menjadi solusi menarik, karena selain mudah melakukan aksi korporasi dengan peluang nilai investasi yang tak terbatas, juga lebih profesional pengelolaannya. Jika ada yang masih khawatir asing menguasai hingga faktor keamanan dan keselamatannya tidak terjamin, perlu kita tengok kembali isi UU No 1 Tahun 2009 tentang penerbangan itu, bahwa BUBU swasta hanya melakukan pengelolaan pengusahaan (bisnis) saja, tapi pengawasan dan regulasi tetap dalam genggaman pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan melalui Otoritas Bandar Udara (Otban).

Selain topik-topik hangat ini, kami juga tetap hadirkan untuk Anda yang menyukai dunia penerbangan dan berbagai artikel mencerdaskan mengenai dunia penerbangan Indonesia serta dunia. Potensi bisnis logistik dan ekspedisi diperkirakan makin tinggi, mengingat pertumbuhan e-commerce yang terus menggerus pasar retail konvensional. Hal ini memicu tumbuhnya banyak perusahaan ekspedisi. Lion Parcel sebagai anak usaha dari Lion Air Group pun bergerak cepat. Airmagz untuk Edisi Maret 2018 berhasil berbincang istimewa dengan CEO Lion Parcel Fariana Kirana.

Kisah-kisah inspiratif dalam rubrik profile dan entrepreneur juga kami hadirkan bukan hanya dalam dunia penerbangan. Tim redaksi juga tak lupa menghadirkan banyak artikel tentang gaya hidup masa kini, kesehatan, gadget, wisata dan leasure untuk menambah wawasan dan pustaka Anda. Jika Anda memiliki saran, kritik dan info menarik bahkan naskah liputan hingga opini menyangkut dunia penerbangan, gaya hidup dan wisata jangan lupa sampaikan melalui email ke redaksi@airmagz.com,untuk kerjasama dan lain-lain bisa info ke marketing@airmagz.com. Kami juga menerima undangan liputan secara resmi melalui email tersebut maupun telepon di 021-86604481 atau 86614741.

Salam hangat,

Untung Sutomo
Editor in Chief