Keberhasilan pemerintah menyelesaikan pembangunan Kereta Bandara Soekarno- Hatta patut diapresiasi, karena membuktikan keseriusan dan kesungguhan pemerintah dalam mewujudkan transportasi massal yang pro pada kebutuhan masyarakat masa kini, setelah hampir kurang 17 tahun lama tak bisa terwujud.
Salah satu proyek strategis bidang infrastruktur ini memang resmi beroperasi sejak awal Januari 2018 setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, meskipun rutenya belum sampai ke Stasiun Manggarai seperti pada perencanaan, tapi hanya di Stasiun BNI City. Karena Stasiun Manggarai masih dalam proses renovasi.
Proyek ini digadang-gadang sesuai targetnya selain dapat mempercepat waktu tempuh menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tapi juga diharapkan bisa mengurangi kemacetan. Namun pemerintah hingga kini masih belum bisa memastikan besaran tarif yang bisa mendukung kebijakan ini apakah Rp100 ribu atau Rp70 ribu, mengingat alternatif angkutan umum menuju Bandara Soetta saat ini sangat beragam.
Rencana pemerintah memberikan subsidi inilah yang kemudian menjadi polemik dan menimbulkan pro kontra. Jika dilihat dari segi kepantasan tentu sudah seharusnya subsidi ini tidak diberikan mengingat bisnis Kereta Api saat ini sudah sangat komersil. Jika subsidi tetap diberikan pun dengan kondisi banyak subsidi di bidang lain yang dikurangi dan ada yang dicabut, maka ini menambah daftar ketidakpatutan pemberian subsidi.
Jika dengan alasan tarifnya yang masih terlalu mahal sebesar Rp100 ribu, mungkin sudah seharusnya PT Railink sebagai anak usaha PT KAI bisa berpikir lebih kreatif bagaimana menambah pemasukan dari sisi bisnis komersial tanpa memberatkan para penumpang. Pemberian subsidi justru tidak akan mendidik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini untuk bisa lebih kreatif.
Sudah begitu banyak bukti BUMN-BUMN yang selalu memperoleh suntikan dana bukan hanya subsidi mengalami penutupan karena bangkrut, sebaiknya keputusan ini bisa dikaji ulang. Selain topik penerbangan dan wisata, pada Edisi Februari 2018 ini kami juga memuat wawancara khusus dengan Ketua PHRI, Chairman Sahid Group hingga Koran Bisnis Indonesia Group, Haryadi Sukamdani, mengenai begitu potensialnya Indonesia menjadi tujuan wisata utama dunia.
Kisah-kisah inspiratif dalam rubrik profile dan entrepreneur juga kami hadirkan bukan hanya dalam dunia penerbangan. Tim redaksi juga tak lupa menghadirkan banyak artikel tentang gaya hidup masa kini, kesehatan, gadget, wisata dan leisure untuk menambah wawasan dan pustaka anda.
Jika anda memiliki saran, kritik dan info menarik bahkan naskah liputan hingga opini menyangkut dunia penerbangan, gaya hidup dan wisata jangan lupa sampaikan melalui email ke redaksi@airmagz.com, untuk kerjasama dan lain-lain bisa info ke marketing@airmagz.com. Kami juga menerima undangan liputan secara resmi melalui email tersebut maupun telp di 021-86604481 atau 86614741.