Suhu politik di kawasan Timur Tengah kembali menghangat setelah adanya unggahan video kantor berita Qatar yang memuat komentar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran. Selain itu, Emir Qatar tersebut juga menyanjung Iran sebagai kekuatan Islam.
Beberapa negara di kawasan Teluk Persia akhirnya bereaksi dan menimbulkan ketegangan poli t ik yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar. Pemutusan hubungan tersebut dimulai dari Bahrain, disusul Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Yaman, pemerintah Libya wilayah timur, hingga Maladewa pada Senin pagi (5/6) lalu.
Negara-negara Arab tadi beralasan mengambil kebijakan tersebut untuk menjaga keamanan. Terlebih, ada anggapan bahwa Qatar telah mendukung terorisme dan ekstremisme. Selain itu, tindakan yang dilakukan sejumlah negara Arab tadi juga sebagai upaya pemberian hukuman terhadap Qatar yang dianggap bersikap mendua.
Mereka melihat di satu sisi, Qatar bekerja sama secara baik dengan kubu negara Arab, tapi Qatar juga menjalin hubungan baik dengan Iran. Selanjutnya Qatar juga dituding ikut mencampuri urusan internal negaranegara Arab dengan mendukung sejumlah organisasi yang dapat menggoyang pemerintah di beberapa negara tersebut.
Pasca pengumuman pemutusan hubungan diplomatik, Qatar langsung merasakan dampaknya. Salah satunya, di dunia penerbangan, Qatar Airways dilarang melintas di ruang udara dan melakukan landing di negara-negara Arab yang telah disebutkan di atas. Beberapa maskapai itu antara lain Etihad Airways, Emirates, Saudi Airlines, dan Flydubai. Sementara, di situs resminya, maskapai Qatar Airways telah menunda semua penerbangan menuju ke Arab Saudi.
