Tampilkan di aplikasi

Dilema privatisasi bandara

Majalah airmagz - Edisi 27
15 Maret 2018

Majalah airmagz - Edisi 27

Program privatisasi bandara sejak beberapa bulan belakangan ini menjadi salah satu isu nasional yang menghebohkan media massa, baik online ataupun cetak.

airmagz
Saat ini minimal ada dua bandara besar yang sejak beberapa bulan lalu direncanakan bakal diprivatisasi oleh pemerintah (dalam hal ini Kementerian Perhubungan), yakni Bandara Sepinggan Balikpapan dan Bandara Kualanamu Medan. Beredar kabar juga bahwa Kemenhub sudah menawarkan kedua bandara terkenal tersebut kepada perusahaan asal Amerika Serikat.

Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, rencana privatisasi ini dilakukan demi peningkatan kualitas sektor penerbangan agar sisi keamanan, keselamatan, dan kenyamanannya mampu bersaing dengan bandara lain di dunia. Rencananya, kepemilikan aset dari Bandara Sepinggan dan Kualanamu akan dilepas, tapi tidak secara keseluruhan.

Dalam hal ini, investor akan menjadi pemilik saham minoritas dari dua bandara tersebut. Lalu, dari investasi ini, dana yang masuk bisa digunakan untuk mengembangkan dua bandara tersebut yang ujung-ujungnya juga berdampak terhadap sektor lain, misalnya terhadap sektor pariwisata. Budi Karya juga menyampaikan bahwa meskipun dua saham kedua bandara itu dijual, posisi pemimpin atau direktur utama tetap akan dipegang oleh orang Indonesia karena maksimum saham yang dilepas kepada pihak swasta terbatas hanya 49 persen.

Budi Karya mengaku pertimbangan tersebut telah didiskusikan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak Angkasa Pura. Dan dari diskusi tadi, muncul keseragaman pendapat bahwa memang Bandara Kualananamu dan Sepinggan adalah dua bandara yang terbaik setelah Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai , sehingga sangat cocok untuk dikembangkan lebih jauh lagi.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI