Indonesia tidak lama lagi akan menggelar sebuah ha jatan besar berskala internasional: Annual Meeting IMFBank Dunia. Bali dipilih sebagai tempat berlangsungnya event tersebut setelah Indonesia berhasil menyisihkan Mesir dan Senegal yang juga merupakan kandidat tuan rumah.
Sejatinya, bukan kali ini saja Bali dipercaya menghelat acara-acara besar sejenis. Sebelumnya, ada Forum APEC, Pertemuan Parlemen Dunia, Forum Economic Crime Agencies Network (ECAN) dan beberapa lainnya yang berlangsung sukses.
Hanya saja, agenda pertemuan IMFBank Dunia yang digelar pada 12-14 Oktober ini dianggap sebagai event besar dan punya nilai strategis. Bagaimana tidak? IMF-World Bank merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral, Menteri Keuangan dari 189 negara anggota, sektor privat, akademisi, NGO dan media.
Secara keseluruhan, total peserta mencapai 17.000 dan 23 kepala negara dipastikan akan hadir. Dampak dari penyelenggaraan acara akbar ini bisa dirasakan oleh bisnis perhotelan, kuliner dan pariwisata di Bali khususnya.
Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, terutama dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata serta kepemimpinan Indonesia di kawasan.
Kepala Unit Kerja Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018, Peter Jacobs menuturkan, perputaran uang selama perhelatan internasional tersebut akan sangat besar. Angkanya ditaksir mencapai lebih dari 100 juta dollar AS, itu belum termasuk multiplier effect yang ditimbulkan.
Peter menjelaskan, perputaran uang tersebut bisa terjadi untuk memenuhi beragam kebutuhan, mulai dari sewa-sewa gedung sebagai lokasi pertemuan, kamar hotel, makanan dan minuman, perjalanan, dan kebutuhan mendasar lainnya.
