Seiring bergeraknya waktu, industri penerbangan di Indonesia terus berdetak. Bandara pun hampir tak pernah sepi dari hilir mudiknya orang-orang yang datang dan pergi. Di beberapa kota pun sudah ada bandara yang melayani penerbangan malam. Bahkan ada pula bandara yang beroperasi 24 jam seiring bertambahnya penerbangan malam.
Beberapa tahun terakhir, ada beberapa maskapai penerbangan yang babak belur, terkapar, dan kolaps. Uniknya, sejumlah perusahaan pendukung bisnis aviasi justru mengalami perkembangan, misalnya mulai dari bandara, groundhandling, jasa navigasi, hingga bisnis maintenance repair overhaul (MRO). Inikah pertanda sedang terjadi anomali di bisnis penerbangan Indonesia? Bisnis industri penerbangan memang sangat dinamis dan kompleks, karena bukan hanya sarat modal tapi juga regulasi. Dua-duanya harus berjalan beriringan, jika modal tak kuat meskipun tetap pada jalur regulasi yang ada, bisnis aviasi tetap sulit berkembang bahkan bisa runtuh, begitu pula sebaliknya.
Hampir setiap tahun selalu terjadi anomali dalam bisnis ini, apalagi saat ini dengan nilai tukar rupiah yang masih terus tertekan terhadap dolar Amerika, semua yang bergerak dalam industri ini harus berfikir cerdas, efektif dan efisien, terutama maskapai. Tapi ternyata industri pendukung aviasi banyak yang meraih keuntungan, nah Edisi September 2018 ini kami kupas secara mendalam.