Penerbangan Indonesia tetap primadona. Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka, di tengah euforia peringkat keselamatan dan keamanan penerbangan yang tengah meningkat tajam sejajar dengan negara-negara maju di dunia, hasil audit organisasi penerbangan sipil dunia (ICAO).
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan rute Jakarta-Pangkalpinang yang membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi dan 8 kru pada Senin, 29 Oktober 2018 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Badan pesawat hancur. Pencarian oleh Basarnas yang memakan waktu selama
dua pekan dan hanya menemukan 125 jenazah yang berhasil teridentifikasi.
Paska kecelakaan yang menimpa pesawat Lion Air PK-LQP yang menewaskan 189 orang, banyak pihak yang kembali menyoroti layanan maskapai berbiaya murah atau LCC (Low Cost Carrier). Faktor keselamatan yang menjadi prioritas di dunia penerbangan sempat dipertanyakan. Namun demikian, kendati banyak keluhan terkait layanan yang diberikan, maskapai LCC tetap diminati bahkan boleh dibilang masih menjadi primadona.
Seperti mengembalikan memori 4 tahun silam, ketika musibah menimpa pesawat AirAsia QZ8501, dengan rute Surabaya-Singapura yang jatuh di laut jawa.Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah bekerja guna mengungkap penyebab jatuhnya PK-LQP ini, sehingga diharapkan bisa menjadi rekomendasi bagi produsen pesawat, operator hingga regulator guna kepentingan keselamatan dan keamanan penerbangan di masa mendatang.