Tampilkan di aplikasi

"Lampu merah" sekolah penerbangan Indonesia

Majalah airmagz - Edisi 46
6 Desember 2018

Majalah airmagz - Edisi 46

Graduation ceremony Genesa Flight Academy. / Foto : Dokumentasi Genesa

airmagz
Isu ribuan pilot menganggur yang menggema pada awal 2017, berdampak signifikan pada tingkat penerimaan siswa baru sekolah penerbangan. Isu tersebut, mendapat sorotan tajam dari Kementerian Perhubungan dan diduga sekolah penerbangan sebagai biang keladi. Jika ditelusuri, kelebihan jumlah pilot pemula (ab initio) tidak lepas dari kabar Indonesia kekurangan pilot untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di dalam negeri pada 2013 silam. Kabar tersebut secara tidak langsung berefek pada pertumbuhan sekolah penerbangan swasta.

Bahkan, beberapa maskapai ikut meramaikan persaingan bisnis tersebut dengan membuka sekolah penerbangan sebagai langkah menutup kekurangan pilot. Dua di antaranya adalah NAM Flying School milik Sriwijaya Group dan Angkasa Aviation Academy milik Lion Group.

Seiring berjalannya waktu, jumlah pilot di dalam negeri mengalami peningkatan yang cukup tajam. Puncaknya, pada September 2017, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan ada sekitar 1.200 pilot belum mendapat pekerjaan.

Besarnya angka pilot yang belum mendapatkan pekerjaan tersebut, berkurang pada pertengahan Januari 2018. Disebutkan, menjadi sekitar 556 pilot ab initio sepanjang 2017 yang belum terserap. Mayoritas pilot tersebut adalah pilot pemula dari sekolah penerbangan yang jumlahnya mencapai puluhan sekolah baik negeri maupun swasta.

Melihat hal itu, Kementerian Perhubungan mencari jalan keluar agar lulusan sekolah penerbangan bisa terserap di dunia kerja. Langkah lainnya adalah mengendalikan jumlah lulusan dari sekolah penerbangan yang diklaim sudah melampaui batas kebutuhan.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI