Tampilkan di aplikasi

Waspadai serangan kanker kelenjar getah bening

Majalah airmagz - Edisi 48
7 Februari 2019

Majalah airmagz - Edisi 48

Tubuh kita punya banyak kelenjar getah bening yang fungsinya menghasilkan cairan yang mengandung sel darah putih (limfa) untuk melawan bakteri dan virus. / Foto : hellosehat.com

airmagz
Sebenarnya, tubuh kita punya banyak kelenjar getah bening yang fungsinya menghasilkan cairan yang mengandung sel darah putih (limfa) untuk melawan bakteri dan virus. Kelenjar ini terletak di ketiak, leher, bawah dagu dan sela paha serta bisa teraba. Meski begitu, kelenjar ini juga bisa ditumbuhi kanker. Nah, ada baiknya kita perlu mengenali tanda-tanda pada tubuh ketika terserang kanker kelenjar getah bening, agar nantinya bisa dicegah dan diobati lebih cepat.

1. Terdapat benjolan yang tidak terasa sakit tapi cenderung membesar dan menetap. Tanda paling kasat mata dari penyakit ini adalah adanya pembengkakan atau benjolan di area kelenjar getah bening (limfoma). Biasanya muncul di sekitar leher, ketiak, bawah telinga, dan pangkal paha. Benjolan ini tidak terasa sakit, biasanya bergerombol dan membesar. Tapi ada juga yang mengeluh sakit di beberapa kondisi tertentu.

2. Demam yang tidak begitu tinggi tapi bikin menggigil hingga berkeringat di malam hari. Ketika kelenjar getah bening sudah terinfeksi, maka respon tubuh selanjutnya adalah demam. Umumnya demam yang tidak terlalu tinggi, tapi bikin tubuh menggigil bahkan mengeluarkan banyak keringat di malam hari. Hal ini disebabkan karena metabolisme sel yang terganggu.

3. Tidak nafsu makan dan terjadi penurunan berat badan secara tiba-tiba yang cukup drastis. Waspadalah kalau berat badan Anda tiba-tiba menurun tidak sedang menjalani program diet, karena ini bisa jadi gejala kanker kelenjar getah bening. Umumnya, penurunannya ini berkisar minimal 10 persen dari total berat badan semula selama 6 bulan. Nafsu makan pun cenderung menurun. Kondisi ini terjadi karena tubuh membakar lebih banyak energi untuk melawan sel-sel kanker.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI