Ikhtisar
Segala puji bagi Allah, yang dengan izin dan nikmat-Nya, buku berjudul: “RASULULLAH SANG PENDIDIK; Menyingkap Rahasia-Rahasia Pendidikan Karakter Dari Sirah Nabi Muhammad Saw,” dapat selesai ditulis.Harapan penulis kiranya kehadiran buku ini, akan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas ruhani, hati dan pikiran kita, terutama agar semakin mencintai dan meneladani Rasulullah Saw.
Penulis juga berharap, kiranya kehadiran buku ini, tidak semata-mata sekadar menambah jumlah buku-buku bertemakan sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, yang telah beredar, dan sangat banyak jumlahnya dengan judul yang beragam, akan tetapi lebih dari itu, semoga dapat memberikan sebuah perspektif yang berbeda dari Sirah Nabi Muhammad Saw, selain dari apa-apa yang telah kita ketahui.
Kalau kita membaca buku-buku tentang Sirah Nabi Muhammad Saw, pasti kita akan merasakan adanya sesuatu yang berbeda, jika dibandingkan dengan kisah-kisah para tokoh dunia lainnya. Pesan dan getaran dari sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw sedemikian kuatnya berpengaruh dalam hati, pikiran, dan juga perilaku kita.
Boleh jadi kita akan merasakan, setiap kali membaca sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, kita mendapati semakin banyak dan beragam pelajaran-pelajaran yang tersembunyi di dalamnya, yang terungkap satu demi satu, lalu memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai rahasia, yang merupakan hikmah yang tersimpan di balik setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Rasulullah Saw.
Bahwa setiap peristiwa yang terjadi dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, sejak beliau lahir hingga wafat, pasti terdapat pelajaran-pelajaran berharga yang harus kita cermati, kita renungi, kita hayati dan kemudian kita jadikan sebagai panduan meningkatkan kualitas diri sebagai Muslim. Dan beberapa dari sekian banyak peristiwa dan pelajaran yang terkandung di dalamnya, dari sekian banyak peristiwa dalam sejarah kehidupan Nabi Saw, diketengahkan penulis pada buku ini, khususnya yang berkaitan dengan membangun karakter manusia.
Apa yang dilakukan melalui buku ini, merupakan bagian dari tanggung jawab penulis, meskipun hanya sebuah tanggung jawab kecil, terhadap upaya kita bersama dalam rangka membangun dan memelihara moral manusia, khususnya kaum Muslim, agar tetap berada pada jalan Allah dan Rasul-Nya, agar tetap bisa menjalani hidup dengan moral Islam, di tengah-tengah gempuran berbagai pengaruh negatif dari luar Islam, yang dapat menghancurkan moral, yang bisa terjadi pada seluruh lapisan masyarakat.
Dan seperti kita maklumi, bahwasannya kehancuran sebuah masyarakat, berawal dari kehancuran moral orang-orang yang berada di dalam masyarakat atau bangsa tersebut. Seorang ulama memberi nasihat, “Innamal umamul akhlaaqu maa baqiyat. In humuu dzahabat akhlaaquhum dzahabuu–Sesungguhnya keadaan suatu umat (masyarakat, bangsa), tergantung pada akhlak umat itu. Jika rusak akhlaknya, maka hancurlah umat itu.”
Daftar Isi
Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Mengasah Potensi Kebaikan Di Dalam Diri Manusia
Pelajaran Dari MasyarakatArab Jahiliyah
Ada juga Kebaikan padaMasyarakat Arab Jahiliyah
Di dalam Diri Manusia Ada PotensiKebaikan dan Keburukan
Pentingnya Upaya Pembinaan Diri
Kebaikan Sebagai Hiasan Jiwa
Memiliki Pengetahuan Tentang Kebaikan
Membiasakan Kebaikan
Mengulang-ulangi Kebaikan, Agar Menjadi Kebiasaan
Teruslah Melakukan Kebaikan Agar Menguasai Jiwa
Buah Kebaikan
Berumur Panjang Karena Kebaikan Dan Karya
Beberapa Pelajaran Dari Umur Nabi Muhammad Saw
Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Sekelumit Tentang Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Perbandingan Umur Nabi Muhammad Saw Dengan Nabi Sebelumnya
Meraih Umur Bermakna Dan Diberkahi
Umur Bermakna karena Kebaikan-kebaikan
Berumur Panjang Karena Karya
Makna Di Balik Nama Seorang Muslim
Nama Menyiratkan Harapan Dan Doa
Nama Rasulullah Saw
Makna Nama Bagi Pembinaan Kepribadian Muslim
Sifat-Sifat Menurun Dan Lingkungan Sebagai Faktor Pembentukan Karakter
Sifat-sifat Menurun Dari Orangtua dan Pengaruhnya Terhadap Anak
Kemuliaan Leluhur Nabi Muhammad Saw
Sifat-sifat Menurun sebagai Faktor Pembentukan Kepribadian
Pengaruh Lingkungan Terhadap Pembentukan Karakter
Kisah Pengasuhan Nabi Muhammad Sawoleh Halimah as-Sa’diah
Lingkungan sebagai Faktor Penting dalam Pendidikan
Menciptakan Lingkungan yang Baik untuk Pembentukan Karakter
Kesulitan Hidup Sebagai Sarana M\engasah Kualitas Diri
Bercermin Pada Kesulitan Hidup Nabi Muhammad Saw
Pemboikotan Terhadap Nabi Muhammad Saw dan Keluarga Besarnya
Beberapa Pelajaran dari Keyatiman Nabi Muhammad Saw
Sikap Seorang MuslimTerhadap Cobaan Hidup
Cobaan Merupakan Bagian Dari Kehidupan
Jangan Tenggelam dalam Duka
Meminta Pertolongan Allah
Sebenarnya Kita Masih Memiliki Banyak Keberuntungan Lain
Kita Bukanlah Satu-Satunya Manusia Yang Mengalami Cobaan
Jadikan Cobaan sebagai Momentum Evaluasi Diri
Pengaruh Cobaan Hidup Terhadap Pembentukan Karakter
Sarana Mengasah Kualitas Diri
Kesulitan hanyalah Pendahulu Bagi Datangnya Sukses
Menghargai Nikmat Allah
Menguatkan Kesabaran
Menjadi Pribadi Jujur, Murah Hati Dan Bekerja Keras
Nabi Muhammad Saw Bekerja Sebagai Pedagang
Perjumpaan Dengan Pendeta Bahira
Sekelumit Tentang Kegiatan Dagang Nabi Muhammad Saw
Menjadi Mitra Dagang Khadijah binti Khuwailid
Beberapa Kesaksian Tentang Perilaku Terpuji Nabi dalam Berbisnis
Jujur, Murah Hati Dan Kerja Keras Sebagai Kunci Sukses
Menjadi Pribadi Jujur
Bekerja Keras
Pembentukan Karakter Bermula Dari Keluarga
Potret Rumah Tangga Ideal
Kisah Pernikahan Nabi Muhammad Saw Dengan Khadijah binti Khuwailid
Anak-anak Nabi Muhammad Saw dan Khadijah
Peran Khadijah dalam KehidupanNabi Muhammad Saw
Kasih sayang Nabi Muhammad Sawpada Keluarganya
Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter
Pengaruh Keluarga Sakinah Terhadap Perkembangan Jiwa Anak
Mengoptimalkan Peran Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
Bimbingan Al-Qur'an Tentang Kepribadian Muslim
Kisah Turunnya Wahyu Pertama
Tuntunan Al-Qur'an Tentang Pembangunan Manusia
Kekuatan Al-Qur'an Melunakkan Hati Umar bin Khaththab
Al-Qur'an Dan Kepribadian Muslim
Di Balik Sukses Seseorang Pasti Ada Peran Dan Jasa Orang Lain
Pelajaran Dari Tahun Duka Cita
Wafatnya Abu Thalib
Wafatnya Khadijah binti Khuwailid
Peran Khadijah Dalam Kesuksesan Dakwah Nabi Muhammad Saw
Di Balik Sukses Kita,Ada Peran Orang Lain
Daftar Pustaka
Kutipan
Mengasah Potensi Kebaikan Di Dalam Diri Manusia
Pelajaran Dari Masyarakat Arab Jahiliyah
Ketika kita hendak melakukan upaya pendidikan terhadap manusia, agar mereka menjadi pribadi- pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, yang memiliki karakter, alangkah baiknya kalau dimulai dengan terlebih dahulu mengenal diri manusia tersebut. Dalam kenyataan hidup, kita mendapati ada orang-orang yang berperilaku baik dan ada pula yang berperilaku buruk. Ada orang baik dan sebaliknya ada pula orang jahat.
Mungkin kita tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam melakukan berbagai upaya pendidikan moral, apabila semua manusia adalah orang-orang baik, semua manusia adalah orang-orang beriman. Justru upaya pendidikan moral dilakukan, karena banyak manusia yang memerlukan arahan, memerlukan pembinaan atas berbagai kekurangan di dalam dirinya, sehingga dengan pembinaan atau pendidikan tersebut, mereka bisa memperbaiki kesalahan atau bisa menyempurnakan kekurangan yang ada di dalam diri.
Yang demikian itulah yang harus diraih dari sebuah upaya pendidikan, yaitu perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dari tidak tahu, menjadi tahu. Dari malas menjadi rajin. Dari tidak disiplin menjadi disiplin. Dari kasar menjadi lemah lembut. Dari permusuhan menjadi persaudaraan. Dari kikir menjadi dermawan. Dan seterusnya.
Adalah suatu yang sulit, jika kita berharap setiap manusia sejak lahir sampai meninggal dunia, tetap terpelihara keadaannya sebagai orang baik. Terlahir sebagai bayi yang suci, lalu melewati masa anak-anak sebagai anak yang baik, kemudian menjalani masa remaja dalam keadaan baik, lalu menjalani masa dewasa hingga tua dan meninggal dunia tetap menjadi orang baik. Inilah keadaan ideal dari seorang manusia yang selamat.
Tapi apakah setiap orang bisa seperti itu? Tentu saja tidak. Justru kita dapati dalam sejarah kehidupan manusia, banyak manusia yang pada akhirnya bisa berubah menjadi baik, setelah sebelumnya ia pernah menjalani hidup sebagai orang yang banyak berbuat jahat. Bahkan di antara sahabat Nabi Muhammad Saw, yang setelah memeluk Islam menjadi orang-orang yang sangat beriman dan sangat patuh kepada Allah dan Rasul, dulunya sebelum menjadi Muslim adalah orang yang menjadi musuh Allah dan Rasulullah.
Sebelum menyembah Allah, mereka pernah menyembah berhala. Datanglah Rasulullah dan Islam, lalu mereka menjadi Muslim, dan terjadilah perubahan pada diri mereka, dari jahat menjadi baik, dari kafir menjadi Mukmin, dari musuh menjadi sahabat, dari pelaku kejahatan menjadi orang shalih.
Sebelum menyembah Allah, mereka pernah menyembah berhala. Datanglah Rasulullah dan Islam, lalu mereka menjadi Muslim, dan terjadilah perubahan pada diri mereka, dari jahat menjadi baik, dari kafir menjadi Mukmin, dari musuh menjadi sahabat, dari pelaku kejahatan menjadi orang shalih.
Pada kenyataannya, pada suatu masyarakat, selain ada orang baik juga terdapat orang jahat. Maka terhadap orang-orang baik tersebut, tetap harus dibina agar mereka senantiasa terpelihara di dalam kebaikan. Dan sebaliknya, terhadap orang-orang yang masih jauh dari kebaikan, yang masih menyukai perilaku buruk, harus diberikan pembinaan agar suatu saat bisa berubah menjadi orang-orang baik juga.
Mengapa demikian? Sebab, ada kebaikan di dalam diri setiap manusia. Di dalam diri setiap orang ada potensi kebaikan, sebagaimana juga ada potensi keburukan. Jika orang-orang yang masih berperilaku buruk itu dididik, dibina dengan baik, maka potensi kebaikan di dalam dirinya itu akan muncul ke permukaan, sebaliknya potensi keburukannya semakin tertekan atau tertutupi, lalu kebaikan-kebaikan yang mulanya kecil, lama kelamaan semakin besar dan terus membesar, lalu mendominasi hati dan perilakunya, dan jadilah ia sebagai orang baik.
Sebagaimana telah diketahui oleh kebanyakan kaum Muslim, bahwa masyarakat Arab sebelum datangnya agama Islam, yang ditemui oleh Nabi Muhammad Saw pada saat kelahiran hingga beliau diangkat menjadi Rasul Allah, adalah sebuah masyarakat yang keadaannya sedemikian bobroknya, khususnya dalam masalah kepercayaan (akidah) dan moral, sehingga disebut masyarakat Jahiliyah. Dan masa sebelum datangnya agama Islam dikenal dengan sebutan zaman Jahiliyah.
Dari segi akidah, kebanyakan masyarakat Arab Jahiliyah menyembah berhala-berhala. Terjadi berbagai praktik yang menyimpang dari moral seperti perzinaan, perjudian, meminum minuman keras, permusuhan bahkan peperangan yang selalu terjadi, antara suku-suku atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Para ahli sejarah Islam telah menulis melalui berbagai buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, tentang keadaan masyarakat Arab sebelum datangnya agama Islam, yang disebut masyarakat Jahiliyah tersebut. Salah seorang penulis buku Sejarah Nabi Muhammad Saw bernama Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri mengemukakan sebagai berikut,
“Ketika Islam datang, agama-agama yang dianut oleh bangsa Arab adalah agama Yahudi, Nasrani, Majusi dan Shabi’i. Tapi agama-agama tersebut telah mengalami kemerosotan. Kaum musyrikin yang mengaku sebagai penganut agama Ibrahim, telah menyimpang jauh dari ajaran Nabi Ibrahim. Mereka mengabaikan kemuliaan akhlak yang diajarkan Nabi Ibrahim, mereka melakukan berbagai kemaksiatan.
Demikian juga kemorosotan akidah yang terjadi di kalangan para penganut Yahudi. Para pemimpin Yahudi dijadikan sebagai tuhan-tuhan tandingan Allah. Ambisi mereka hanyalah harta dan kekuasaan, meskipun untuk kepentingan itu mereka harus mengorbankan agama. Kekafiran tersebar di kalangan mereka. Demikian pula halnya dengan agama Nasrani, yang telah mengalami kemorosotan luar biasa dari ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa.