Alhamdulillâh alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat. Alhamdulillâh, kita bersyukur kepada Allâh عَزَّوَجَلَّ atas hidayah-Nya kepada kita. Semoga hidayah dan taufiq-Nya selalu menyertai kita sampai akhir kehidupan kita di dunia ini.

Pembaca, rahimakumullâh! Syari’at Islam itu datang dari Allâh Yang Maha Bijaksana, oleh karena itu, semua perintah atau larangannya pasti memiliki hikmah, tidak ada yang sia-sia. Namun manusia dengan segala keterbatasan tidak bisa mengetahui semua hikmah tersebut. Allâh عَزَّوَجَلَّ dan Rasul-Nya juga tidak menyebutkan semua hikmah tersebut.

Diantara larangan yang harus dijauhi oleh setiap insan yang beriman kepada Allâh dan Rasul-Nya adalah melukis makhluk bernyawa atau membuat patungnya. Pelakunya diminta untuk menghidupkan apa yang dibuatnya, jika dia tidak bisa, dia terancam siksa pada hari kiamat. Adakah yang bisa menghidupkan lukisannya?

Bukan hanya itu alasan pelarangan aktifitas ini. Meskipun sebagian orang juga mengeluarkan argumen untuk membela diri atau yang lain, tapi itu semua tidak bisa merubah hukum. Mengingat betapa pentingnya pembahasan ini, maka kami jadikan permasalahan ini sebagai tema utama edisi ini. Semoga bisa mengingatkan kita semua agar tidak menerjang larangan ini juga larangan lainnya.

Dalam Rubrik Hadits, kami hadirkan hadits yang berkaitan dengan keharusan berkata jujur dan larangan dari lawannya. Siapapun kita dan apapun status kita, jujur tetap harus menjadi perhatian, karena efeknya tidak hanya dirasakan ketika itu namun akan menjalar ke yang lain dan akan berlangsung lama.

Untuk lebih jelasnya, kami persilahkan para pembaca untuk menelaahnya para pada Rubrik Hadits edisi ini. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menelaah! Semoga Allâh عَزَّوَجَلَّ menganugerahkan ilmu yang bermanfaat kepada kita semua.

Jazâkumullâh khairan atas dukungan para pembaca yang budiman terhadap keberlangsungan majalah kita tercinta ini. Semoga Allâh عَزَّوَجَلَّ menjadikan semua aktifitas kita ini sebagai pemberat kebaikan kita saat amalan kita ditimbang pada Hari Kiamat nanti.