Tampilkan di aplikasi

Bijak meninggalkan tradisi lama

Majalah Asy Syariah - Edisi Khusus 03
21 Agustus 2019

Majalah Asy Syariah - Edisi Khusus 03

Bijak Meninggalkan Tradisi Lama

Asy Syariah
Nabi Muhammad telah mengabarkan bahwa pada akhir zaman, Islam akan mengalami hal yang sama seperti saat pertama kali munculnya. Ia akan dianggap aneh, dinilai berbeda, tidak sesuai dengan keumuman masyarakat, bahkan bisa jadi dikatakan tidak menghormati nilai-nilai tradisi yang telah mengakar turun-temurun. Beliau bersabda, “Islam pada awalnya asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya.” (HR. Muslim)

Perlu diketahui bahwa tidak semua tradisi itu dilarang atau ditinggalkan. Masih banyak tradisi yang baik sehingga mesti dipelihara, dihidupkan, dan dilestarikan. Nabi Muhammad tidak menghapus dan tidak menentang tradisi atau adat secara mutlak. Tradisi yang buruk ditinggalkan, yang baik beliau hidupkan.

Memang benar, tradisi-tradisi yang mengandung unsur penyerahan ibadah kepada selain Allah telah dilarang oleh Islam. Tradisi-tradisi buruk menurut Islam tidak dapat ditoleransi walaupun telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat. Apa pun alasannya dan bagaimana pun namanya, Islam telah menghapus tradisi-tradisi lama yang dinilai buruk.

Islam juga mengatur cara dan langkah untuk menghapus tradisi-tradisi tersebut. Dilakukan secara bijak dan didorong oleh rasa cinta haruslah menjadi landasan untuk mengubahnya. Tradisi-tradisi tersebut tidak boleh ditentang dengan cara-cara kasar dan penuh emosional. Sebab, ketika kemungkaran diubah dengan cara yang salah, pastilah akan memunculkan kemungkaran yang lebih besar.

Contohlah kesabaran Nabi Muhammad dalam berjuang mengubah tradisitradisi jahiliah di kalangan masyarakat ketika itu. Beliau menerangkan dengan baik, ilmiah, dan penuh kesantunan. Doa-doa penuh harapan supaya umat manusia memperoleh hidayah selalu beliau panjatkan. Beliau tidak menempuh cara-cara kasar. Beliau pun melakukannya bukan atas dasar kebencian, namun didorong oleh rasa kasih sayang.
Majalah Asy Syariah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI