Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Raja atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai ‘King’ diartikan sebagai “penguasa tertinggi pada suatu kerajaan (biasanya diperoleh sebagai warisan); orang yang mengepalai dan memerintah suatu bangsa atau negara: negara kerajaan diperintah oleh seorang; orang yang mempunyai keistimewaan khusus (seperti sifat, kepandaian)”. Pun defisini ini bisa diimplementasikan ke ranah yang lebih luas, seperti implementasi Raja dalam dunia otomotif.
Ditelaah lebih dalam, konsep Raja pada ranah otomotif, khususnya di segmen SUV, rasanya hal ini hanya bisa ditemukan pada sosok flagship SUV dari negeri Sakura, Lexus LX 570.
Salah satu backbone kesuksesan Lexus di kancah global ini menjadi sebuah statement utama Lexus dalam menciptakan sebuah kendaraan premium untuk kalangan sukses berstatus sosial tinggi.
Kehadiran varian flagship LX di tubuh Lexus memang tergolong spektakuler. Memulai debut perdana di Amerika Serikat pada 1996, LX 450 yang menggunakan kode J80 menjadi representasi kemewahan terbaik Lexus di ranah SUV.
Dua tahun berselang, evolusi varian LX pun mulai menuju level baru, dimana LX 470 berkode J100 sukses memadukan esensi kemewahan Lexus dengan balutan ragam teknologi mutakhir. Sebut saja teknologi mesin VVT-i, Adjustable Height Control (AHC), dan Adaptive Variable Suspension (AVS) yang sukses menunjang kapabilitasnya di beragam handicap.
Saat ajang New York International Motor Show 2007 bergulir, Lexus memperkenalkan generasi ketiga LX.
Menghadirkan revolusi di segala lini berkat serangkaian pengujian ekstrem, termasuk berjelajah sejauh 240 ribu km lebih melintasi trek uji coba beriklim subtropis. Dan saat All New Lexus LX 570 kembali terbuka selubungnya di ajang berkelas Pebble Beach Concours d’Elegance 2015, dibarengi debut perdana di Tanah Air pada Maret 2016, momen tersebutlah yang semakin menekankan persona ‘The King of Power and Prestige’ pada sang SUV.
