Hangatnya mentari pagi, membuka setiap lembaran baru di tahun yang selayaknya lebih baik dari tahun kemarin. Banyak harapan digantungkan setinggi langit di tahun 2016, tak terkecuali prediksi mengenai tren seputaran teknologi fotografi dan videografi.
Sekira dua musim terakhir, saya mencatat ada beberapa peristiwa penting dalam dunia foto video, yakni hadirnya teknologi beresolusi 4K, hadirnya action cam, serta kian booming-nya kamera mirrorles. Pada awal kemunculannya, resolusi 4K menjadi barang mahal yang sulit terjangkau, tetapi kini, bukan hanya kamera sinematografi semata yang dilengkapi resolusi 4K, tapi mirrorles, action cam, dan smartphone pun sudah mengadopsinya.
Menurut pengamatan saya sepanjang tahun 2015, penjualan kamera compact (saku) di pasar tradisional dan modern terlihat sedang lesu. Beberapa toko kamera di kawasan Mangga Dua dan Passer Baroe Jakarta, cukup mengeluhkan hal tersebut. Konon, keberadaan smartphone dengan fasilitas kamera yang semakin canggih cukup menyedot perhatian netizen. Namun, benarkan demikian? Di sisi lain, terjadinya lonjakan permintaan action cam yang cukup tinggi setiap harinya. Hal tersebut terjadi juga di pasar kamera DSLR entry-level yang keberadaannya mulai digerus kamera mirrorles dewasa ini.
Melihat kasus-kasus tersebut, beberapa pemegang brand kamera di Indonesia, tentu sudah menyiapkan segala solusinya. Seperti halnya Canon yang baru-baru ini memperkuat jajaran kamera mirrorlessnya dengan merilis EOS M3 dan prosumer G-series terbaru. Tahun lalu, Nikon pun cukup banyak merilis seri Nikon 1, begitu juga dengan Fujifilm yang terus menggempur pasar dengan jajaran X-series, lalu Sony yang mantap bermain di mirrorless high-end. Soal mirrorles, sebenarnya Olympus dan Panasonic Lumix sudah lebih dulu menjadi primadona, terlebih keduanya merupakan pionir di kamera mirrorless bersensor micro-four-third. Bahkan, Panasonic menjadi pionir yang memperkenalkan teknologi 4K pada kamera Lumix GH4.
Lantas, siapakah yang akan menjadi primadona di tahun 2016? Apakah pamor kamera DSLR akan benar-benar meredup, dan hanya bagi kalangan profesional semata? Apakah pertarungan di kelas mirrorless akan semakin memanas? Apakah smartphone berkamera canggih akan menjadi ancaman? Atau justru keberadaan action cam akan menjadi primadona di 2016?
Jika kita amati, kelahiran kamera digital konsumer sekira 15 tahun silam menjadi satu hal yang perlahan mematikan pasar analog. Sepertinya akan membuka banyak kemungkinan tentang hukum alam di industri fotografi digital berikutnya. Mari kita saksikan adu strateginya, siapa paling kuat dialah yang menang.