Tanpa diduga-duga, usai membuka lembaran baru diawal tahun 2016 ini, ada beberapa hal yang mengejutkan. Betapa tidak, kejutankejutan tersebut akan memiliki dampak panjang untuk beberapa waktu ke depan. Pada 6-9 Januari 2016, gelaran Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat menjadi saksi nyata lahirnya beberapa produk baru di Industri foto & video.
Pada perhelatan CES di Amerika Serikat tersebut, Nikon merilis flasgship DSLR-nya, yakni Nikon D5, disusul dengan Nikon D500, serta action cam keluaran Nikon, yakni Nikon KeyMission 360 action cam. Hal tersebut memang pernah beredar di “Nikon rumors“ sebelumnya. Masih pada event yang sama, Kodak seakan terlahir kembali dengan merilis Kodak Super 8 Film Camera, sebuah camcorder 8mm klasik yang bereinkarnasi menjadi semi digital. Dan, CES 2016 masih menyimpan banyak rilis produk terbaru.
Tidak lama berselang, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2016, saya menerima pesan di chat messenger yang menyatakan “Ada Bom di Sarinah!“ Sontak, saja jantung berdebar kencang. Apalagi setelah melihat televisi asing di Bandara Narita, rasa was-was semakin menjadi. Kejadian meledaknya Bom, disusul dengan baku tembak antara teroris dan aparat kepolisian terus diputar berulang-ulang. Mengerikan!
Pada tanggal 15 Januari 2016, saya menerima kejutan lainnya. Kali ini datang dari gelaran Fujikina 2016. Fujifilm kembali merilis flagship kamera Fujifilm X-Pro2, X-E2s, dan E70, disusul dengan lensa 100-400mm, serta flash eksternal EX-F500. Betapa tidak mengejutkan, X-Pro2 merupakan kamera yang paling dinanti sejak tahun 2011, setelah generasi X-Pro1 bertahan cukup lama. Pada hari yang sama, saya kembali menerima kabar bahwasanya Olympus pun akan segera merilih Olympus Pen F, sebuah reinkarnasi kamera Pen F analog zaman dahulu.
Setelah menerika banyak kabar mengejutkan, khususnya di bidang foto dan video, saya menjadi optimis bahwa insutri ini masih dapat bernafas panjang. Apalagi, di penghujung tahun lalu Sony merilis Alpha 7s Mark II, disusul dengan kehadiran Fujifilm X-Pro2, lalu Olympus Pen F. Melihat fenomena tersebut, saya yakin tahun 2016 ini akan menjadi tahunnya kamera mirrorless. Meski demikian, DSLR belum akan mati!