Tampilkan di aplikasi

Buku Daun Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita

1 Pembaca
Rp 168.000 52%
Rp 80.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 240.000 13%
Rp 69.333 /orang
Rp 208.000

5 Pembaca
Rp 400.000 20%
Rp 64.000 /orang
Rp 320.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kembali berbincang tentang buku Sentuhan Jiwa untuk Anak Kita karya Dr. Muhammad Muhammad Badri. Ada nasehat penting di jilid 2 buku ini. Kata Dr. Muhammad Muhammad Badri, “Cintailah anakanak Anda dengan cinta yang nyata; tunjukkan kesalahan mereka dengan lembut dan santun; bersabarlah dalam menghadapi perilaku mereka; bersikaplah sesekali seakan-akan Anda mengabaikan kesalahan mereka; jadikanlah diri Anda sebagai teladan bagi mereka; gunakanlah cara dan metode yang tepat dalam melakukan itu. Gunakan bahasa cinta dan kasih-sayang.” Ungkapan ringkas ini mengingatkan kepada kita, yakni keharusan mencintai anak-anak dengan cinta yang nyata. Banyak orangtua datang konsultasi kepada saya bermula dari tidak adanya perasaan dicintai pada diri anak. Orangtua merasa sudah tidak kurang-kurang dalam mengasuh anak, tetapi anak merasa orangtua tak peduli kepadanya. Orangtua merasa mencintai anaknya, tetapi anak tak melihat dan merasakan cinta itu secara nyata. Meski tak sedikit orangtua yang harus disadarkan betapa mereka belum mencintai anaknya dengan sungguh-sungguh.

Masalahnya, bagaimana menunjukkan kepada anak agar mereka tak menganggap kita hanya bicara, melainkan lebih penting lagi mereka merasakan dan yakin bahwa kita mencintai mereka? Inilah sisi menarik buku Human Touch.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Muhammad Muhammad Badri

Penerbit: Daun Publishing
ISBN: 9786027545038
Terbit: Mei 2019 , 926 Halaman










Ikhtisar

Kembali berbincang tentang buku Sentuhan Jiwa untuk Anak Kita karya Dr. Muhammad Muhammad Badri. Ada nasehat penting di jilid 2 buku ini. Kata Dr. Muhammad Muhammad Badri, “Cintailah anakanak Anda dengan cinta yang nyata; tunjukkan kesalahan mereka dengan lembut dan santun; bersabarlah dalam menghadapi perilaku mereka; bersikaplah sesekali seakan-akan Anda mengabaikan kesalahan mereka; jadikanlah diri Anda sebagai teladan bagi mereka; gunakanlah cara dan metode yang tepat dalam melakukan itu. Gunakan bahasa cinta dan kasih-sayang.” Ungkapan ringkas ini mengingatkan kepada kita, yakni keharusan mencintai anak-anak dengan cinta yang nyata. Banyak orangtua datang konsultasi kepada saya bermula dari tidak adanya perasaan dicintai pada diri anak. Orangtua merasa sudah tidak kurang-kurang dalam mengasuh anak, tetapi anak merasa orangtua tak peduli kepadanya. Orangtua merasa mencintai anaknya, tetapi anak tak melihat dan merasakan cinta itu secara nyata. Meski tak sedikit orangtua yang harus disadarkan betapa mereka belum mencintai anaknya dengan sungguh-sungguh.

Masalahnya, bagaimana menunjukkan kepada anak agar mereka tak menganggap kita hanya bicara, melainkan lebih penting lagi mereka merasakan dan yakin bahwa kita mencintai mereka? Inilah sisi menarik buku Human Touch.

Ulasan Editorial

Melalui Buku ini, penulis berbagi tentang bagaimana mengasuh anak, menanamkan prinsip, keyakinan dan iman pada diri anak

Mohamad Fauzil Adhim

Pendahuluan / Prolog

Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita
Saya berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu saya serta keburukan perbuatan saya.

Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, tidak ada yang bisa menyesatkannya; barangsiapa disesatkan, tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya; saya pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus utusan-Nya.

Sehubungan dengan permintaan salah seorang tercinta agar buku ini dicetak ulang, saya meneliti apa alasannya, lalu saya kaitkan dengan respons para orang tua dan pendidik yang telah membaca cetakan pertama dan keduanya; semua komentar mereka berkisar pada satu nada: “Aneka kesalahan mendidik anak yang dibahas buku ini benar-benar pernah kami lakukan”. Kemudian, mereka semua mengungkapkan hasrat untuk mengetahui bagaimana cara berhenti membuat kesalahan-kesalahan itu, atau paling tidak menguranginya.

Merenungi komentar-komentar tersebut, ternyata realitas pendidikan kita tak ubahnya samudera, yang semakin dalam orang menyelaminya, semakin gelap dan semakin besar pula tekanannya terhadap xiv | Pengantar Cetakan Ketiga fisik dan mental, sehingga membuat orang kehilangan kemampuan memahami apa yang tengah terjadi, atau justru memahaminya.

Kenyataan itu membuat saya merasa bahwa apa yang saya tulis belum membuat sistem pendidikan Islam menonjol dan dihargai. Sebab, saya melihat banyak teknik sistem ini tidak diulas penulis lain secara memadai. Di sisi lain, saya merasa puas terhadap beberapa teknik yang saya jelaskan dengan gamblang berkat taufik dari Allah. Inilah yang mendorong saya mencetak ulang buku ini.

Dalam pengantar ini, saya ingin mengisyaratkan bahwa banyak orang tua dan pendidik sepakat dengan gagasan-gagasan dalam buku ini secara teori, namun pada praktiknya mereka malah menjadi salah satu rintangan terbesar yang menghalanginya. Mungkin, penyebabnya adalah tradisi-tradisi pendidikan yang bagi mereka tidak mungkin diubah.

Karenanya, Anda melihat mereka menerima gagasan-gagasan buku ini tetapi pada saat yang sama mereka tidak mau mencobanya meski cuma sekedar mencoba mengubah perilaku yang biasa mereka praktikkan dalam mendidik anak.

Apakah para orang tua dan pendidik itu menyadari bahwa agar orang lain membantu Anda,Apakah Anda mesti mengulurkan tangan terlebih dahulu kepadanya? Setiap permulaan memerlukan langkah pertama; garis finish tidak akan dilewati sebelum garis start. Nah, permulaan itu dimulai dari kita, para orang tua dan pendidik.

Penulis

Muhammad Muhammad Badri - Penulis merupakan seorang dosen dalam bidang ilmu psikologi dan parenting anak,,penulis berasal dari mesir dan menjadi seorang pengajar di salah satu universitas terbaik di kota kairo.

Daftar Isi

HD_Basmalah
Judul_Utama
Identitas
Persembahan
Kata_Pengantar_Fauzil
Kata_Pengantar_Penulis_Cet_3
Mukadimah
Daftar_Isi
Pengantar_Penulis
Bab I (H = HEAR HIM)
     Bagian I: KEPIAWAIAN UNTUK DIAM
          Mendengarkan Sampai Tuntas
          Diam Penuh Sadar
          Menyimak Aktif
     Bagian II: SIHIR PUTIH
          Jalur-jalur Dialog
          Berdialog dengan Tenang
          Seni Bertanya
          Sihir Dialog
     Bagian III: MENITI TALI NAN TINGGI
          Bimbingan tanpa Amarah
          Bagaimana Anda Memenangkan Perdebatan?
          Satu Menit Cukup
          Apakah Anda Mencoba Jalan yang Sulit?
Bab II (U = UNDERSTAND HIS FEELINGS)
     Bagian I: MENDENGAR HATI = MENGUASAI AKAL
          Pendidikan dengan Cinta
          Cermin Perasaan
          Komando Hati
     Bagian II: AGAR CINTA TIDAK SIRNA
          Apakah Anda Benar-benar Mengerti Arti Emosi?
          Pahamilah Semua Kebutuhan Anak Anda
          Mari kita ambil satu contoh… Amarah
          Kritiklah Sikap Anak yang Keliru
     Bagian III: PENGHINAAN MERUSAK KEWIBAWAAN
          Menutupi Aib = Tuntunan Syariat sekaligus Hak Anak Didik
          Doakanlah Kebaikan bagi Anak Anda, Jangan Doakan Keburukan!
          Penghinaan Laksana Api yang Menghanguskan
Bab III (M = MOTIVATE HIS DESIRE)
     Bagian I: HATI YANG HIDUP DINAMIS
          Apa yang Anda Pikirkan tentang Anak Anda?
          Kepiawaian Menggali Hal-hal Positif
          Pendidikan yang “Lesu Darah”
          Rasa Percaya Diri = Jalan menuju Kesuksesan
     Bagian II: MOTIVASI DALAM KEHIDUPAN
          Pujian… Kapan dan Seperti Apa?
          Kritik Memang Perlu, Tetapi…
          Motivasi, antara Aspek Positif dan Negatif
Bab IV (A = APPRECIATE HIS EFFORTS)
     Bagian I: APRESIASI = MOTIVASI TERKUAT
          Anugerah Besar
          Melakukan Perubahan dari yang Kecil
          Ayo Kita Singkirkan Debu-debu Kegagalan!
     Bagian II: JIKA ANDA INGIN DIPATUHI
          Maafkanlah
          Antisipasi Kesalahan-kesalahan Kecil
          Jika Anda Ingin Dipatuhi
          Sebuah Kisah Simbolik
Bab V (N = NEWS HIM)
     Bagian I: SEKOLAH KEHIDUPAN
          Kesadaran Kolektif atas Kehidupan
          Khazanah Pengalaman dan Eksperimen Orang Lain
          Membentuk Pikiran Rasional
     Bagian II: JADILAH PENUTUR CERITA, BUKAN TUKANG PERINTAH
          Banyak Pelajaran dalam Kisah-kisah Mereka
          Beberapa Prinsip dalam Bercerita
Bab VI (T = TRAIN HIM)
     Bagian I: TANGGUNG JAWAB MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN
          Memberi Anak Kebebasan = Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab
          Prestasi Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
     Bagian II: LATIHAN MENUMBUHKAN KECERMATAN
          Kecerdasan Mencari Alternatif
          Melatih Otak Bagian Depan (Frontal Lobe)
          Praktek Melahirkan Prestasi
     Bagian III: MENGANDALKAN ORANG LAIN = BERKUBANG DALAM KETIDAKMAMPUAN
          Katakan “Tidak!” kepada Sikap Sayang yang Berlebihan
          Sebuah Cerita Simbolik
          Biarkanlah Mereka Menemukan Kehidupan Sendiri
          Kebebasan adalah Jalan Menuju Kesuksesan
          Sebuah Cerita Simbolik
Bab VII (O = OPEN HIS EYES)
     Bagian I: MENCETAK INSAN YANG SHALIH
          Bebaskan Ia dari Penghambaan pada Sesama
          Bimbinglah Ia Menuju Perilaku Berbudaya
          Fokus pada Tujuan
          Teguh pada Prinsip
          Kesungguhan Demi Prinsip
          Bersih dari Prasangka
          Membaca dan Belajar
          Membela Kebenaran
          Membelanjakan Harta Sewajarnya
          Pengendalian Diri
          Disiplin dalam Urusan Seksual
          Sabar
          Shalat
          Jujur
          Kasih Sayang dan Rendah Hati
          Lapang Dada
          Menjaga Rahasia
          Persiapkan Ia Menghadapi Tantangan Hidup
          Akhirul Kalam
     Bagian II: LEMAH LEMBUT KEPADA ANAK
          Bimbingan… Memberi Pemahaman Bukan Menghakimi
          Nasehat dan Bimbingan Harus dengan Kasih Sayang
          Mendidik dengan Bertahap
          Semua Kemarahan akan Berakhir dengan Penyesalan
     Bagian III: PERBAIKAN BUKAN BERARTI HUKUMAN
          Hukuman dalam Praktik Pendidikan
          Dua Perbedaan Mendasar antara Sanksi dan Hukuman
          Konsekuensi Alami
          Mengabaikan Perbuatan Anak
          Melarang Beberapa Kesenangan
          Mencari Biang Keladi
          Pukulan adalah Hukuman Terakhir
Bab VIII (U = UNDERSTAND HIS UNIQUENESS)
     Bagian I: ANAK ANDA BUKANLAH ANDA
          Ia Berpikir dengan Akal
          Memaklumi Kekurangan Anak sebagai Manusia
          Setiap Periode Usia Memiliki Karakter Masing-masing
          Nikmatilah Kreativitas Anak
     Bagian II: ANAK ADALAH SOSOK YANG UNIK
          Keunikan Setiap Manusia adalah Sunnatullah
          Anak-anak Kita dalam Keunikan Masing-masing
Bab IX (C = CONTACT HIM)
     Bagian I: BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK = KESENANGAN SEJATI
          Luangkanlah Waktu untuk Anak
     Bagian II: CANDA, SI PAYUNG PELINDUNG
          Jangan Campuradukkan antara Bermain dan Ber­ce­ramah
          Kejenakaan Sebagai Alternatif
          Senyuman Anda, Payung Pelindung
     Bagian III: SIKAP KASAR MEMBATALKAN PENDIDIKAN
          Terlibatlah dan Habiskanlah Waktu Bersamanya
          Keluarga Berantakan dan Kenakalan Anak
          Jangan Sandarkan Tangga pada Dinding yang Salah
Bab X (H = HONOUR HIM)
     Bagian I: DAN SESUNGGUHNYA TELAH KAMI MULIAKAN ANAK-ANAK ADAM
          Hormatilah Kemanusiaan Anak
          Sentuhan Hangat dan Perhatian
          Hancurkanlah Belenggunya dan Bebaskanlah Ia
     Bagian II: PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN
          Ketaatan Buta
          Malapetaka Pendidikan Terbesar
          Sebuah kisah simbolik...
          Budak Tidak Melawan dan Tidak Melarikan Diri
          Sebuah kisah simbolik...
          Pendidikan yang Memerdekakan
     Bagian III: BUDAK TIDAK MEMBUAT PERADABAN
          Kecenderungan untuk Menerima Perbudakan
          Di manakah cincin itu hilang?
          Menjinakkan Budak
          Kemerdekaan yang Hilang
          Melarikan Diri untuk Merdeka
          Senandung Kemerdekaan
          Hingga Kita Membuat Peradaban
PENUTUP

Kutipan

Dengarkanlah Ia
Ketika Anda sedang menulis sesuatu di ruangan Anda, angin sepoi-sepoi tiba-tiba meniup kencang kertas-kertas Anda ke segala penjuru. Dengan putus asa, Anda merangkak ke tiap sudut ruangan, berusaha mengumpulkan semua kertas itu. Pada akhirnya Anda menyadari bahwa seharusnya sebelum ini terjadi Anda sisihkan 10 detik saja dari waktu Anda untuk menutup jendela.

Inilah gagasan mendengarkan dengan seksama; sesaat waktu yang Anda pergunakan untuk mendengarkan anak Anda dengan seksama bisa mencegah bertahun-tahun kesalahpahaman akibat tidak mendengarkan dengan seksama.

Bahkan, pengaruh kejiwaan dalam diri anak berkat Anda mendengarkan mereka dengan seksama tidak bisa ditandingi segala pengaruh lainnya. Konon, banyak orang memanggil dokter bukan untuk diperiksa, melainkan untuk sekadar didengarkan.

Uraian berikut ini adalah usaha untuk menggarisbawahi cara “mendengarkan dengan seksama” dalam rangka membimbing anak dan mengubah budi pekerti mereka.

99 Mendengarkan Sampai Tuntas Kegiatan mendengarkan dianggap sebagai sarana terpenting untuk menghubungkan antara orang tua dan anak. Maka, agar Anda memahami anak Anda, mestilah Anda mendengarkan mereka; benar-benar mendengarkan sampai tuntas. Sedangkan jika Anda mendengarkan sambil mempersiapkan jawaban bagi mereka, atau sambil berusaha mengatur jalannya pembicaraan, ini sama sekali tidak bisa dibilang mendengarkan.

Pengenalan kita yang “sangat” terhadap putra-putri kita ada kalanya justru menghalangi kita dari mengetahui faktor-faktor penyebab masalah mereka yang sebenarnya. Sebab, ketika kita meyakini bahwa kita mengenal mereka “luar dalam”, kita mengira bahwa kita mengetahui apa yang terbaik bagi mereka, bahkan tanpa mendengarkan mereka terlebih dahulu!