Artis yang satu ini sangat bersahabat. Salah satu dari penyanyi di “Konser Salam Dua Jari” ini selalu memposisikan sebagai seniman. Padahal, saat ini ia sesungguhnya masuk dalam kategori socialpreneur dan pebisnis. Termasuk, kerap me- “nyerempet-nyerempet” dunia politik.
“Hobi saya adalah politik. Dan, profesi saya musisi. He-he-he,” ujar pria yang mengaku banyak ditawari untuk ikut dalam sebuah partai politik. Bahkan, sebelum di tahun politik ini. Glenn ya Glenn, pilihannya tetap pada hidup di ekosistem musik. Hidupnya, penuh semangat membangun bangsa dan cita-cita RI.
Tak hanya menebarkan semangat Kasih, Pancasila dan keragaman etnis dari atas panggung. Aura kreatif terpancar dari matanya yang berbinar-binar, saat berbincang dengannya. Bicara bisnis nyambung, bicara kreatifitas apalagi. Baru saja, membuat label musik sendiri, dengan konsep social label.
“Filantropilah,” ujar Glen, pria yang besar dalam industri music business to business. Kini, semangatnya dia adalah juga me-monetisasi musik, agar ekosistem musik bisa berkembang dan mensejahterakan, syukur-syukur bisa dapat kredit bank, dari valuation musiknya.
Khususnya untuk melihat apakah bisnis, Musik bagus, ternyata sudah ada tim kecil, think-thank dan multiplatform- nya. Dimulai dari social media, production-nya, hingga campaign dan endorsement serta networking. Manajemen modern disiapkan.
Tak sekedar korporasi melihat musik, namun sebagai social label meng-endorse pihak-pihak yang kompeten (musisi dan artis baru). Ia punya tim kurasi dengan baik, sehingga musisi bisa take-off dengan baik. Bukan juga mengurusi manajemen artis semata, namun niatnya adalah visi dari karya yang dibuat. “Kami mengolah karyanya,” pria yang bernama panjang Glenn Fredly Deviano Latuihamallo.
