Tampilkan di aplikasi

Resep sukses Mbah Pon, pasar Beringhardjo Yogya

Majalah Eksekutif - Edisi 469
6 Februari 2019

Majalah Eksekutif - Edisi 469

Namanya mbah Pon…… Penjual gudeg dipojokan pasar Beringharjo Jogja.

Eksekutif
Mempunyai lima anak yang dua anak sudah kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM), dua lagi di Insititut Teknologi Bandung (ITB) dan satu lagi di Universitas Indonesia. Mereka sekolah sampai jenjang kuliah tanpa beasiswa. Siang itu, mbah Pon duduk di depan para peserta seminar yang antusias ingin belajar kesuksesan dari mbah Pon. Banyak pertanyaan dilemparkan, tapi tidak ada jawaban dari mbah Pon yang bisa memuaskan peserta.

Misalkan, ketika ada pertanyaan, kiat mendidik anak, jawabannya hanya, “nggih biasa mawon, nek nakal nggih dikandani” (terjemahan bebasnya, biasa saja, kalau nakal yang dibilangin) Pertanyaan soal pembayaran kuliah anak-anaknya dijawab mbah Pon.. “Pas kedah bayar sekolah nggih dibayar” (terjemahan bebasnya, “Kalau waktu bayar, ya kita harus bayar.” Peserta seminar sudah tidak tahu lagi harus bertanya apa, karena tidak ada jawaban yang spesial dari mbah Pon.

Hingga seorang peserta bertanya, ”mbah Pon, napa njenengan mboten nate wonten masalah?” (terjemahan bebasnya, “Mbah Kanapa kok kamu seperti enggak punya masalah?” Dengan wajah bingung mbah Pon balik bertanya, ”Masalah niku napa tho?

Masalah niku sing kados pundi?” (terjemahan bebasnya,” Masalah itu apa ya, yang seperti apa ya masalah itu dengan muka polos) Peserta itu mencontohkan “Niku lho mbah, misalke pas badhe mbayar sekolah pas mboten wonten arthone” (terjemahan bebasnya, “Itu mbah, misalnya pas mau bayar sekolah anak, tapi mbak enggak punya uang.”
Majalah Eksekutif di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI