Tampilkan di aplikasi

PHK massal Hero Group

Majalah Eksekutif - Edisi 469
6 Februari 2019

Majalah Eksekutif - Edisi 469

PT Hero Supermarket Tbk (HERO Group) menutup total 26 gerai ritelnya seiring dengan lesunya bisnis makanan yang dijual ritel modern itu.

Eksekutif
Corporate Affairs GM Hero Super market Tony Mampuk menga takan bahwa manajemen me la kukan efisiensi demi keberlanjutan bisnis grup. “Kami tutup semua. Karena beban operasional tinggi dan kerugian semakin besar,” ujarnya.

Rugi Rp163 Miliar jadi Alasan Hero Supermarket Tutup Lapak. Sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, Hero Supermarket mencatat penurunan total penjualan menjadi Rp9,84 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp9,96 triliun.

“Penurunan tersebut disebabkan oleh penjualan pada bisnis makanan (Giant dan Hero) yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu kami mengambil langkah-langkah untuk menjaga keberlangsungan usaha di masa yang akan datang,” katanya.

Hero Supermarket Klaim Penuhi Hak PHK 92 Persen Karyawan. Hero Supermarket mengklaim sebagai ritel modern pertama di Indonesia yang didirikan pada 1971 silam. Perseroan berkembang hingga mengoperasikan 448 toko, terdiri dari 59 Giant Ekstra, 96 Giant Ekspres, 31 Hero Supermarket, 3 Giant Mart, serta 258 Guardian Health & Beauty, dan satu toko IKEA.

General Manager Corporate Affairs PT Hero Supermarket Tbk Tony Mampuk mengatakan, pada 2017 perusahaannya membukukan penjualan Rp 9,96 triliun. Namun pada kuartal ke-3 tahun 2018, total penjualan hanya Rp 9,84 triliun. Penurunan paling besar ada pada produk makanan. “Untuk non makanan tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat,” katanya, Jumat, 11 Januari 2019.
Majalah Eksekutif di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI