Frankfurt tidaklah seramai kota-kota besar lain di Eropa. Kota ini mungkin tidak setua Yunani atau Roma yang memendam banyak kisah klasik sejarah dunia. Soal pamor pun, kota ini masih kalah dari Berlin dan Bonn, dua kota yang menjadi ibu kota Jerman. Namun, siapa yang menyangka jika dari Frankfurt inilah, lahir sebuah dinasti yang kelak mendominasi peredaran uang dan kepemilikan emas serta instrumen surat-surat berharga di dunia.
Tak ada yang menduga, imigran asal Eropa timur keturunan Yahudi, yang bermukim di Frankfurt ini kemudian menjadi barometer perekonomian dunia. Ya, dinasti itu adalah Rothschild. Niall Ferguson, seorang penulis biografi kenamaan dalam dua bukunya yang terbit di awal abad ke-21 ini, menjuluki keluarga besar itu sebagai “nabinya uang,” atau “bankir-nya para bankir.” Dari Frankfurt ini pula, orang Amerika lalu bisa mengenal istilah International Banker, sebuah julukan yang diberikan kepada dinasti itu.
Uang dan emas, di kalangan pelaku bisnis negeri Paman Sam pada abad ke-18 menjadi identik dengan nama Rothschild, sebab merekalah yang menguasainya. Nama itu pun menjadi populer di seantero dunia, tidak hanya di Amerika dan Eropa. Padahal, julukan International Banker itu terkesan terlalu cepat diberikan mengingat pada zaman-zaman itu, peran perbankan belum terlampau dominan di kancah bisnis dunia. Isuisu klasik seperti borjuisme, barangkali lebih kuat gemanya dibandingkan perbankan.
Bagaimana ceritanya, sehingga Frankfurt menjadi teramat berarti bagi keberadaan dinasti Rothschild ini? Eropa kala itu, sekitar tahun 1700- an, keadaannya sangat berbeda dengan yang dialami Amerika yang tengah dilanda revolusi. Dalam kondisi begitu, di Frankfurt, lahirlah seorang bayi laki-laki. Tidak diketahui pasti, tanggal berapa saat itu. Yang pasti, terjadi pada tahun 1743. Anak itu kemudian dinamai Mayer Amschel Bauer.
