Mari kita lawan covid-19 bersama-sama
Hari-hari ini kita mencurahkan seluruh per hatian, pikiran dan berbagai upaya untuk memenangkan peperangan melawan virus corona. virus itu bagaikan musuh yang menyusup ke dalam kehidupan kita secara diam-diam, dan menjalar secara liar menyerang siapa saja.
Jumlah penderita yang positif terus bertambah di indonesia. Penderita-penderita yang dirawat makin banyak. Mereka yang mengisolasi diri sendiri pun meningkat. Bahkan beberapa korban keganasan virus yang berawal di kota wuhan, Provinsi Hubei, China itu sudah meregang nyawa.
serbuan wabah virus corona ini di indonesia baru tahap awal. artinya, ini belum klimaksnya. Puncaknya, menurut prediksi sejumlah analis, sekitar april nanti. itu pun kalau kita, seluruh anak bangsa, mematuhi panduan-panduan yang sudah digariskan pemerintah melalui Gugus tugas Percepatan Penanganan Corona virus desease (Covid-19).
Pemerintah sudah mewajibkan semua sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukankan proses belajar mengajar secara online. Karyawan-karyawan kantor pun sangat disarankan untuk bekerja dari rumah (work from home). ini untuk memastikan terwujudnya social distancing (menjaga jarak) guna mencegah penularan Covid-19.
Hal ini sejalan dengan larangan untuk berkumpul dalam kegiatan apapun, meski sejauh ini realisasinya masih sulit. Kebijakan di beberapa negara tetangga lebih ekstrim. Malaysia, misalnya, sudah mengunci diri (lockdown). Pemerintah negeri jiran itu resmi mengumumkan lockdown, terhitung mulai rabu, 18 Maret 2020 hingga selasa, 31 Maret 2020.
Selama masa lockdown, orang-orang harus tinggal di rumah demi mencegah penyebaran virus corona. Pemerintah indonesia nampaknya belum tergoda untuk menempuh kebijakan serupa. Langkah-langkah yang akan ditempuh selanjutnya mungkin akan sangat bergantung pada kepatuhan (kedisiplinan) kita semua terhadap himbauan-himbauan yang dikeluarkan pemerintah saat ini dan seberapa parah eskalasi penyebaran Covid-19.
Kalau masyarakat masih abai dan penyebaran virus corona makin liar bukan tidak mungkin pemerintah akan mengambil kebijakan yang lebih tegas. ini semua tentu saja demi masa depan kehidupan kita bersama.
Gempuran Covid-19 berdampak luar biasa terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. ruang gerak kita makin terkekang. Kita tidak bisa lagi berpergian ke tempat-tempat lain. Bahkan interaksi dengan sesama pun tidak hanya dilarang tetapi dihindari. Kita tidak bisa lagi berjabat tangan secara erat, apalagi berpelukan. semua harus menjaga jarak.
Berada di rumah sepanjang hari saja sudah membosankan, apalagi kalau berhari-hari, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Kondisi seperti ini memiliki dampak sosial dan psikologis yang luar biasa.
Dari segi ekonomi, kita sudah mulai merasakan pengaruhnya. Ketika Covid-19 masih berada di China, rantai pasok industri mulai terganggu. Hal itu terjadi karena banyak industri di dunia, termasuk di indonesia, sangat bergantung pada pasokan dari China. Ketika China bergejolak, terjadi efek bola salju. Banyak negara ikut pusing.
Mari kita lihat di industri alat berat. JCB sudah menghentikan sama sekali produksi pabrik-pabriknya di UK sebagai respon terhadap pandemi virus corona. wabah itu telah menyebabkan berkurangnya permintaan global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Haulotte Group di Prancis menutup sementara tiga fasilitas produksinya sebagai respon terhadap pendemi Covid-19. namun, kegiatankegiatan distribusi dan servis tetap jalan seperti biasa.
Manitou menutup operasi-operasinya di Prancis yang diperkirakan hingga akhir Maret ini. Di italia, yang paling parah terkena dampak Covid-19, menutup semua proyek konstruksi. Perusahaan-perusahaan rental di eropa, khususnya di italia dan Prancis, dilaporkan sudah mulai menghadapi persoalan dengan peralatanperalatan yang ditinggalkan begitu saja di lokasi-lokasi proyek yang ditutup.
Sejauh ini belum ada laporan mengenai seberapa besar dampak pandemi Covid-19 terhadap industri alat konstruksi di indonesia. Beberapa suplier alat berat asal tiongkok masih belum beroperasi seperti sedia kala karena kondisi China sendiri yang belum pulih 100 persen, sehingga mengganggu pasokan barang ke indonesia.
Selain itu, banyak pekerja asal China juga belum bisa masuk ke indonesia. Kondisi pasar alat berat akan sangat bergantung pada seberapa cepat Covid-19 ini teratasi. Keberhasilannya tidak hanya ditentukan oleh kerja keras pemerintah bersama Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tetapi juga dukungan dari kita semua, seluruh rakyat indonesia.