Solusi monitor armada dari jauh
Ada banyak persoalan yang membuat perusahaan-perusahaan pengelola alat berat/konstruksi resah dan gelisah se lama masa pandemi Covid-19 yang takkunjung berhenti ini. Selama masa puncak wabah yang mengerikan ini, antara Maret dan Juni 2020, penggarapan semua proyek konstruksi dan infrastruktur berhenti total.
Di sektor pertambangan, volume pekerjaan berkurang karena jumlah pekerja dibatasi untuk menjaga jarak fisik dan juga karena wajib karantina bagi mereka yang selesai cuti sebelum bergabung kembali dengan kolegakolega yang lain. Terhentinya semua proyek mengakibatkan sebagian besar untuk tidak mengatakan semua alat konstruksi menganggur.
Mesin-mesin itu diparkir di lokasi proyek sambil menunggu pekerjaan dimulai kembali. Sementara performa armada tambang kurang optimal karena sebagian dari mereka stand by karena berkurangnya volume produksi. Armada yang non job menjadi beban bagi pemiliknya. Hal ini semata-mata bukan karena unit-unit itu tidak lagi menjadi mesin uang, melainkan juga karena sebagai mesin yang memiliki banyak komponen yang bergerak, alat-alat itu butuh perawatan rutin.
Secara ideal, engine alat berat harus dinyalakan setiap hari selama beberapa menit. Pelumasan pada komponen-komponen kunci harus dilakukan secara berkala dan masih banyak lagi kegiatan perawatan lainnya. Perusahaan juga harus tetap menggaji tenaga mekanik dan operator untuk merawat unit-unit itu.
Masalah-masalah yang mengintai para pemilik alat tidak berhenti sampai di situ. Untuk alat-alat yang berada di area remote, baik yang menganggur maupun yang tetap berproduksi, perusahaan juga pusing memikirkan sistem pemantauan dan pengawasan terhadap aset-aset itu mengingat banyak “tabu” untuk berinteraksi langsung selama wabah ini masih bergelora.
Bagaimana mengontrol performa armada dari jarak jauh? Bagaimana mengecek posisi (lokasi) di mana unit-unit itu beroperasi? Bagaimana memonitor pemakaian bahan bakar dan komponen-komponen (parts) yang rusak dan harus diperbaiki? Kapan jadwal perawatan rutin dari masing-masing unit? Rentetan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk menyebut beberapa di antaranya menambah kepusingan para pemilik alat jika tidak terpecahkan.
Beruntung, saat ini sudah ada solusi teknologi untuk mengurai persoalan-persoalan tersebut. Beberapa pabrikan terkemuka, seperti Caterpillar, JCB dan Hyundai Construction Equipment sudah melengkapi produk-produk mereka dengan sistem manajemen armada (fleet management system) dari jarak jauh. Mengaplikasikan teknologi tersebut, jarak, tempat dan waktu tidak jadi masalah.
Bagaimana cara kerja fleet management system? Komponen-komponen dan parts dari unit-unit yang sudah dipasang sistem manajemen armada dari jarak jauh sudah dilengkapi dengan sensor-sensor. Teknologi ini mengumpulkan data dan memberikan laporan secara real time, kapan pun dan di mana saja. Semua laporan dilakukan secara digital sesuai dengan tren teknologi era sekarang ini yang serba digital.
Jadi, perusahaanperusahaan pengelola alat berat tidak perlu repotrepot mengirimkan tim teknisi ke lapangan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang cara kerja dan manfaat-manfaat yang ditawarkan fleet management system dari jarak jauh bagi para pemilik armada, Anda bisa mengikuti ulasannya pada segmen Top Story Majalah Equipment Indonesia edisi Juli – Agustus 2020 ini.
Selamat membaca!