Prospek bisnis alat berat tahun 2021
Membangun optimisme di atas keti dakpastian, sebuah ungkapan yang dapat menggambarkan pergulatandi bisnis alat berat pada awal 2021 ini. Hampir sepanjang 2020, industri ini mengalami pergulatan hebat baik dari sisi produksi maupun penjualan sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Penjualan alat berat merosot tajam. Produksi pun ikut terseret sangat dalam. Produksi alat berat tahun lalu mencapai titik nadir meminjam istilah Ketua HINABI, Jamaluddin.
Bagaimana prospek bisnis barang-barang modal itu pada tahun 2021 ini? Jawaban atas pertanyaan itu sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang memengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Misalnya, apakah sektor-sektor yang mengandalkan aplikasi peralatan berat mulai pulih pada tahun 2021 ini? Selama bisnis tambang dan konstruksi masih stagnan, industri alat berat pun ikut kelimpungan.
Beruntung, jelang akhir 2020, bisnis tambang batu bara sudah mulai bergairah, meski pergerakan harganya masih sangat fluktuatif. Salah satu indikasinya, permintaan alat berat sudah mulai menggeliat sejak akhir tahun lalu. Namun, dia mengakui kenaikannya masih sedikit karena dalam kondisi krisis yang berkepanjangan seperti saat ini, para kontraktor tambang lebih condong mengoptimalkan penggunaan unit-unit yang selama ini parkir. Investasi mesin-mesin baru dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian sangat beresiko.
Namun, terdapat beberapa kebijakan yang dapat menggerakkan percepatan pertumbuhan pasar alat-alat tambang. Salah satunya adalah kebijakan hilirisasi di sektor batu bara. Kini pemerintah, sesuai amanat Undang-Undang No.4/2009 tentang mineral dan batu bara, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang No.3/2020 yang merupakan revisi dari Undang-Undang No.4 tahun 2009, mendorong program hilirisasi batu bara.
Hal ini membuka kesempatan batu bara sebagai sumber energi tidak hanya untuk sektor kelistrikan, tetapi juga untuk menggantikan LPG yang banyak digunakan rumah tangga di Indonesia. Jika kebijakan ini dilaksanakan secara konsisten pada tahun ini, permintaan peralatan tambang kemungkinan besar meningkat guna mendukung produksi batu bara dari perusahaan-perusahaan tambang.
Bagaimana dengan sektor-sektor lain? Pemerintah mengalokasikan belanja infrastrukur yang besar pada tahun 2021 ini, yakni Rp417 triliun, naik sekitar 48% dari Rp 281,1 triliun pada tahun 2020. Ada beberapa proyek infrastruktur skala besar baru yang akan digarap dalam beberapa tahun ke depan, di samping kelanjutan dari proyek- proyek yang sudah ada. Kalau tidak ada aral melintang, pengerjaan proyek-proyek itu akan berkontribusi terhadap penjualan alat berat.
Pemerintah diharapkan lebih memprioritaskan penggunaan alat-alat yang diproduksi di dalam negeri, sebagaimana diharapkan HINABI. Namun, semua harapan itu akan terwujud dengan satu syarat, yakni keberhasilan bangsa Indonesia dalam mengendalikan laju penularan COVID-19. Mudah-mudahan program vaksinasi yang mulai dilaksanakan pada awal tahun 2021 ini dapat menjadi solusi ampuh untuk menghentikan penularan virus itu, di samping kedisiplinan kita semua dalam mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada.