Penjualan Alat Berat 2022 Terbanyak Sepanjang Masa
Seperti apa kondisi bisnis alat berat pada tahun 2023? Apakah tetap ramai seperti saat ini ataukah makin redup, dan bahkan gelap? Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan berkali-kali bahwa ekonomi dunia pada tahun depan diperkirakan akan “gelap”.
Kekhawatiran itu merujuk pada pergolakan ekonomi yang sedang terjadi di berbagai negara sebagai dampak jangka panjang dari pandemi Covid-19 dan perang Rusia – Ukraina yang berlarut-larut. Tanda-tanda akan datangnya krisis ekonomi global itu sudah mulai terlihat. Sejumlah negara sedang dilanda inflasi tingkat tinggi.
Harga sejumlah barang melonjak sehingga makin sulit dijangkau para konsumen. Nilai tukar mata uang di sejumlah negara berfluktuasi tidak menentu. Sebagi bagian yang tidak terpisahkan dari perekonomian global, Indonesia tentu saja tidak luput dari ancaman krisis itu. Cepat atau lambat Indonesia akan terdampak.
Yang perlu diwaspadai adalah industri-industri apa saja yang paling terpukul dan seberapa dalam dampaknya. Sejumlah analis sudah menyebutkan beberapa industri nasional yang kemungkinan besar akan terdampak. Industri tambang batubara yang sedang mengalami booming termasuk yang paling rentan karena menyasar pasar ekspor.
Kalau bisnis tambang bergejolak, maka industri alat berat pun terancam keok karena pasar utama barang-barang modal tersebut saat ini adalah usaha tambang. Di samping itu, sebagian besar alat berat yang beredar di Indonesia merupakan produk impor.
Mungkinkan bisnis tambang dan alat berat ikut terseret oleh krisis ekonomi global itu pada tahun 2023? Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita simak analisis Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) yang disampaikan dalam sebuah seminar di sela-sela pameran Mining Indonesia 2022 pada pertengahan September silam. Asosiasi itu memprediksikan tahun 2022 menjadi masa keemasan bisnis alat berat di Indonesia dengan penjualan diperkirakan lebih dari 21.000 unit. Jumlah tersebut mungkin menjadi penjualan tertinggi sepanjang masa di pasar Tanah Air.
Sebagai perbandingan, pada semester satu 2022, jumlah alat berat yang sudah beredar di Indonesia secara Year-on-Year sudah mencapai 12.000 unit. Menurut PAABI, angka ini hampir dua kali lipat dari periode yang sama pada 2021, yang hanya berjumlah 7.374 unit.
Lonjakan belanja alat berat dalam setahun terakhir digerakkan oleh bisnis tambang, terutama batubara dan nikel. Dan seiring dengan makin redanya pandemi, sejumlah industri lain di Indonesia tumbuh signifikan sejak 2021, seperti pembangunan konstruksi dan infrastruktur.
Pameran Mining Indonesia 2022 yang diselenggarakan PT Pamerindo Indonesia di JI-Expo Kemayoran, 14-17 September silam memperlihatkan eforia luar biasa para pelaku bisnis alat berat dalam merespon pertumbuhan industri tambang batu bara mupun nikel. Hampir semua dealer, dengan dukungan produsenprodusen mereka, menghadirkan mesin-mesin tambang besar. Mereka menyediakan peralatan yang lengkap untuk mendukung industri tambang, seperti disampaikan PT Hyundai Construction Equipment Asia.
Selain brandbrand terkemuka seperti Hitachi, Kobelco, Hyundai, Caterpillar dan Komatsu, eksibisi ini dihebohkan oleh kehadiran brand-brand pendatang baru dari China yang memboyong mesin- mesin tambang raksasa ke arena pameran, seperti yang dilakukan Zoomlion, Sany, XCMG dan masih banyak lagi yang lainnya. Kehadiran pemain-pemain besar ini seakan-akan hendak mementahkan optimisme tentang bisnis alat berat dan bisnis-bisnis pendukungnya tahun depan.