Gejolak Politik Nasional Hambat Penjualan Alat Berat
Keriuhan jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 sudah semakin terasa. Setelah penetapan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden beberapa waktu lalu, pada pertengahan November 2023 ini, ketiga pasangan calon sudah mengambil nomor urut di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Fase selanjutnya, yaitu kampanye Pilpres dan Pileg, akan lebih seru lagi karena terjadi penggalangan massa secara massif. Mobilisasi massa pendukung oleh masing-masing kubu akan terjadi di seluruh Indonesia selama masa kampanye yang berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Ujung dari pesta demokrasi ini terjadi pada 20 Oktober 2024 saat pasangan presiden/wakil presiden terpilih mengambil sumpah.
Selama rentang waktu sekitar satu tahun ke depan lebih banyak waktu kita digunakan untuk mengurus pesta demokrasi itu. Lantas, bagaimana dengan urusan bisnis? Apakah tetap berjalan seperti biasa atau justru terabaikan? Rupanya para pelaku bisnis sudah hapal kebiasaan jelang dan selama Pemilu.
Pergerakan bisnis cenderung melambat. Para pengusaha lebih menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi bisnis. Mereka akan menunggu siapa yang akan memegang kendali negara ini ke depan. Apalagi yang sering terjadi di Indonesia, kebijakan- kebijakan berubah seiring dengan penggantian pemimpin nasional.
Kekhawatiran itu mengemuka dalam acara Business Gathering Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO) di Jakarta pada akhir Oktober 2023 silam. Hendra Sinadia, Direktur Indonesian Mining Institute, mencatat, dalam satu tahun terakhir terjadi gejolak harga komoditas, terutama batubara, yang dipicu oleh situasi geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia.
Perang Israel – Hamas, Rusia - Ukraina, potensi konflik di Laut China Selatan dan China - Taiwan, dan konflik lama antara Korea Utara - Korea Selatan dan perang perebutan pengaruh antara Amerika Serikat – China membuat pergerakan harga komoditas tambang tidak menentu.
Di Tanah Air sendiri, hiruk pikuk jelang Pemilu pada tahun depan bisa membuat harga komoditas makin terpuruk. Sebab itu, Hendra Sinadia menghimbau semua pihak untuk menunggu situasi apa sesungguhnya yang akan terjadi setelah Pemilu 2024.
Jangan sampai ketatnya kompetisi selama pesta demokrasi itu menambah parah kondisi ekonomi Indonesia yang penuh tekanan saat ini akibat perang yang terjadi di mana-mana. Dengan begitu diharapkan badai ketidakpastian ini bisa dilalui dengan aman.
Sebetulnya ketidakpastian geopolitik global dan gejolak politik dalam negeri jelang Pemilu 2024 sudah mulai berdampak terhadap bisnis alat berat. Permintaan barang-barang modal itu sudah mulai berkurang dan tren penurunan itu diproyeksikan akan terus berlanjut hingga tahun depan. Biasanya, menjelang Pemilu, proyek-proyek infrastruktur akan tumbuh melambat, sehingga permintaan alat berat dari sektor konstruksi berkurang.
Harga komoditas juga cenderung menurun yang menyebabkan merosotnya permintaan mesin-mesin dari sektor perkebunan dan pertambangan. Kita berharap, proses politik selama pesta demokrasi ini berjalan dengan aman dan lancar, sehingga ketika Pemilu usai, ekonomi kembali tumbuh.