Emosi Benci Dan Marah Dua Politisi Tua. Emosi menurut para para ahli psikologi adalah setiap kegiatan, pergolakan pikiran, nafsu, dan juga setiap keadaan mental yang dalam keadaan hebat dan sedang meluap – luap. Emosi merujuk kepada suatu keadaan pikiran yang khas secara biologis dan psikologis, juga adanya kecenderungan untuk mengambil tindakan berdasarkan perasaan tersebut. Jadi, pada dasarnya emosi adalah suatu dorongan untuk bertindak.
Emosi yang kita rasakan bukan hanya berupa satu bentuk saja, melainkan bisa dibedakan menjadi beragam istilah yang lebih cocok untuk menggambarkan apa yang dirasakan saat itu. Antara lain emosi cinta, emosi benci, dan emosi marah.
Emosi cinta merupakan salah satu emosi yang paling penting dalam kehidupan manusia sehari – harinya. Manusia biasanya akan mencintai hal yang membuatnya bahagia, aman, dan nyaman. Perasaan cinta ini akan mengikat perasaan manusia dengan orang lain didekatnya seperti keluarga, teman, bahkan negaranya.
Motivasi untuk berkorban demi orang yang dekat atau bagi negara akan lahir dari rasa cinta. Rasa cinta juga yang membuat seseorang dapat merasakan berbagai hal seperti empati, belas kasihan, kemurahan hati, dan memberi cara menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain.
Lawan dari cinta adalah benci. Itu berarti manusia yang merasakan emosi berupa kebencian akan merasakan ketidak sukaan kepada hal – hal yang tidak membuatnya bahagia, mendatangkan kesedihan, atau menyakiti dirinya. Emosi ini akan dapat mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.
Lau ada emosi marah. Ketika sesuatu kehendak atau harapan seseorang terhadap suatu hal tidak terpenuhi karena adanya hambatan tertentu, maka bisa saja emosi alami yang muncul adalah rasa marah. Misalnya, merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Bila tidak dikendalikan, rasa marah ini dapat menjadi destruktif dan merusak diri sendiri serta orang lain.
Sepertinya baik mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais maupun Menteri Koordunator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, perlu lebih mengembangkan emosi cinta, serta membuang jauh-jauh emosi benci dan emosi marah. Sebagai tokoh masyarakat yang sudah tua, tak patut mengkritik dengan nada nyinyir atau menanggapi kritik dengan mengancam.