Tampilkan di aplikasi

Susut usai erupsi, Anak Krakatau menggeliat tumbuh lagi

Majalah Forum Keadilan - Edisi 17/XXVII
11 Januari 2019

Majalah Forum Keadilan - Edisi 17/XXVII

Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten. / Foto : ANTARA FOTO/HO-SUSI AIR

Forum Keadilan
Pasca-erupsi Sabtu, 22 Desember 2018, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau terus mengalami penurunan sejak 28 Desember 2018. Hal ini berdasarkan rekaman seismograf yang didapat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, pada Kamis dini hari, 3 Januari 2019, aktivitas kegempaan kembali terjadi di Gunung Anak Krakatau.

0Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada 60 gempa letusan yang diiringi 32 gempa embusan serta gempa tektonik dari puncak gunung di Kabupaten Lampung Selatan ini. 0PVMBG juga menyebutkan bahwa sejak 22 Desember 2018, Gunung Anak Krakatau terus melepaskan energinya untuk tumbuh. Status Gunung Anak Krakatau pun meningkat dari yang sebelumnya Waspada menjadi Siaga.

Keputusan meningkatkan status gunung yang berada di provinsi Lampung itu berdasarkan intensitasnya yang masih aktif hingga saat ini. 0Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, aktivitas Gunung Anak Krakatau sebenarnya sedikit mereda pada bulan Desember 2108. Erupsi abu vulkanik di gunung tersebut lebih kecil jika dibandingkan September lalu.

"Jadi memang secara teori aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau sebenarnya yang sangat besar di September tahun ini. Tapi, jika dibandingkan ketinggian erupsi dan amplitudonya, sekarang ini Desember mungkin tidak ada seperempatnya dibanding bulan September," jelas dia di Banten, Jumat, 28 Desember 2018.
Majalah Forum Keadilan di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI