Tampilkan di aplikasi

Kiat sukses Miracle hadapi tantangan era digital revolusi industri 4.0

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 02/XIII/Mar-Apr 2019
20 Maret 2019

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 02/XIII/Mar-Apr 2019

Industri 4.0 telah menyeret industri estetika memasuki era Beauty 4.0, seperti salah satunya adalah Miracle Aesthetic Clinic. / Foto : Istimewa

Franchise Indonesia
Era digitalisasi ini membawa perubahan pada cara hidup, kerja, dan pola hubungan antarmanusia dalam aspek kehidupan masyarakat. Didukung dengan kemajuan teknologi yang tinggi, dunia digital mengintegrasikan dunia fisik dan virtual dengan koneksi internet yang menghubungkan ke media sosial. Jaringan sosial ini tumbuh kuat dalam komunitas, membentuk jaringan sosial.

Media sosial membawa atmosfer perubahan dalam kehidupan masyarakat, mengubah perilaku, tuntutan, dan minat. Faktor inilah yang melatarbelakangi terjadinya transformasi terhadap paradigma dan perilaku masyarakat, menimbulkan tuntutan, dan menciptakan tren baru, membawa evolusi dì berbagai bidang industri.

Industri estetika sendiri mengalami perkembangan pesat dengan perubahan yang cepat. Bila dilihat dari beberapa tahun ke belakang, mulai tuntutan konsumen akan hasil perawatan yang instan, wajah v-shape hingga tren anti-aging telah mewarnai industri ini. Tahun lalu, keinginan untuk memiliki tampilan wajah yang lebih baik dan cantik membuat beauty transformation menjadi tren yang populer.

Dalam acara “Aesthetic Outlook 2019: The Turn-around paradigm of Beauty 4.0”, yang digelar Miracle Aesthetic Clinic Group Lanny Juniarti, Founder dan President Director Miracle Aesthetic Clinic Group mengatakan, “Era digital telah memberi dampak yang besar pada industri estetika secara global. Di industri estetika, fenomena tren timbul karena pengaruh dari perkembangan teknologi dan media sosial.

Industri 4.0 ini pun menyeret industri estetika memasuki era Beauty 4.0.” Seperti halnya revolusi industri yang berkembang dan mengalami perubahan dari industri 1.0 menuju 4.0, industri kecantikan juga mengalami revolusi. Pada Beauty 1.0, konsep perawatan fokus hanya pada satu dimensi, yaitu dokter menggunakan apa yang disebut dengan golden ratio. Sudut pandang dokterlah yang menentukan perawatan terbaik bagi pelanggan.
Majalah Franchise Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI