Menjajal Ke Luar negeri
Waktu berangkat ke Jepang bareng The Changcuters kemarin, tujuan saya nggak hanya nonton mereka beraksi di Summer Sonic. Melainkan juga bertemu dengan pelaku-pelaku industri musik di sana. Baik promoter, band, artist management, juga label. Selain kenalan dan ngobrol ringan, siapa tahu ada satu dua hal yang bisa berbuah kerjasama lebih lanjut. We never know. Ya kan?
Ada satu obrolan yang menarik bareng salah satu orang label yang saya temui berkaitan dengan kebiasaan yang sekarang sedang menjangkiti anak muda Jepang. Waktu lagi ngukur jalan antara Harajuku dan Shibuya, teman saya ini, Inagawa-san namanya, sekonyong-konyong curhat kalau remaja Jepang saat ini nggak mau bepergian jauh-jauh.
“Mereka lebih suka berkeliaran di sini (Shibuya, Tokyo, maksudnya), ketimbang nyari pengalaman ke luar negeri. Ketemu orang baru, budaya baru, suasana yang baru. Padahal kalau dipikir-pikir, mereka kan bakalan menghabiskan hidup mereka di sini-sini juga. Saya heran. Sekarang ini kan serba mudah. Mau nyari hotel gampang, mau beli tiket pesawat juga one-click away. Sudah begitu, liburan mereka juga lama banget. Sebulan lebih. Kalau saya ada di posisi mereka, wah, sudah keliling dunia barangkali… Hahaha!” serunya.
Inagawa-san lalu lanjut merepet bahwa sikap seperti itulah yang membuat Jepang saat ini seperti semut di gudang gula. Menyenangkan karena serba kecukupan. Tapi lama kelamaan jadi nggak awas dengan apa-apa yang terjadi di luar. Nggak peduli dan ujung-ujungnya, malas. Kalau sudah malas, masih kata teman saya tadi, nggak ada yang bisa diharapkan lagi deh.
Mendengar itu, saya lalu tersenyum sendiri. Bersyukur. Soalnya saya ingat apa yang barusan dilakukan oleh temanteman The Changcuters, Burgerkill dan Jasad, serta Killing Me Inside. Kalau dipikir, dengan nama sebesar mereka, ngapain juga sih repot-repot mau ngamen di panggung kecil di negeri orang? Keluar modal, tenaga, waktu dan biaya yang nggak kecil pula. Mendingan main di dalam negeri saja, sudah pasti dapat duit. Tapi nggak tuh. Mereka masih mau nyoba sesuatu yang baru, di luar sana. Walau belum ketahuan hasilnya sekarang, sih. Tapi setidaknya, kalau menurut teori teman Jepang saya di atas, mereka tergolong yang masih bisa diharapkan. Karena ya itu tadi, jelas-jelas nggak malas.