Sedari kecil saya terbiasa punya binatang peliharaan. Anjing, ikan, kura-kura, burung, bahkan ayam adalah sebagian binatang peliharaan yang pernah mengisi hari-hari saya dulu. Bersama almarhum ayah, saya mengurusi sendiri binatang-binatang itu. Mulai ngasih makan, sampai mandiin juga membersihkan kandang atau akuarium mereka. (Walaupun kalau dihitung-hitung, lebih banyak ayah sih yang melakukan semua kegiatan itu. Sementara saya, kayaknya banyakan ngerecokinnya. Hehe.)
Hampir tiap masa dalam hidup saya, ada sosok peliharaan yang menemani. SD saya sempat punya anjing blasteran berwarna coklat. Coki namanya. Singkatan dari coklat, laki-laki. Anjing itu mati diracun orang yang sepertinya juga punya niat maling. Soalnya, nggak lama setelah Coki mati, mobil ayah saya dibongkar orang di halaman rumah. Sedih bukan main rasanya saat menemukan Coki sudah terbujur kaku dengan lidah keluar. Saking sedihnya, saya sempat nggak mau melihara anjing untuk beberapa saat.
Ketika kemudian trauma itu hilang, saya diberi anak anjing berbulu tiga warna. Sepertinya sih dia juga blasteran, kali ini antara anjing kampung dengan collie. Bulunya bagus betul. Saya kasih nama Ceko. Nah hubungan saya dengan Ceko ini lebih dekat ketimbang dengan Coki dulu. Entah kenapa Ceko hanya mau mendengarkan perintah saya. Padahal yang lebih sering ngasih makan (masih) ayah ketimbang saya. Tapi apa mau dikata, sudah suratan takdir Ceko juga harus meninggalkan saya dengan cara yang mirip dengan Coki. Diracun maling. Jahat ya?
Sekarang saya juga (masih nekat) melihara anjing. Empat ekor. Dan karena sudah pisah rumah dengan orang tua, mau nggak mau, tugas saya sendirilah buat ngasih makan dan ngurusin ke-4 ekor anjing ini. Seru sih. Tiap kali saya pulang, mereka lah yang menyambut saya dengan kibasan ekor dan gonggongan heboh. Bukan karena akrab, tapi lebih mengharap jatah makanan. Nggak apalah. Yang penting mereka masih kenal saya.
Segala pergaulan saya dengan binatang peliharaan ini yang lalu membuat saya belakangan suka syok sendiri melihat postingan yang mamerkan foto pemilik akun sedang memamerkan binatang buruan mereka. Kucing hutan, monyet, anjing, bahkan macan (!). Duh. Kok tega ya membunuh, lalu membanggakannya pada dunia? Apapun alasannya. Baik untuk dikonsumsi atau sekedar rekreasi, personally, I don’t think it is cool. Not at all.