Sebagai majalah/brand media yang cukup lama identik dengan musik, persentuhan kami dengan “industri” musik otomatis juga intens. Baik pelaku langsung, maupun di balik layar. Dari situ, nggak sedikit kami dapat bocoran dan gambaran lebih konkret tentang segala yang terjadi. Baik masa lalu dan pastinya, sekarang. Dengan modal itu, sedikit bisalah kami “meramal” bakalan seperti apa kondisi ke depan. Termasuk membaca siapa-siapa saja yang kira-kira bakalan bersinar. Nggak semuanya jitu, sih. Nggak sedikit tebakan kami yang meleset. Tapi sebagian besar, Alhamdulillah, masih tepat.
Tradisi buat menampilkan band atau artis baru yang kami anggap sangat oke dan akan berkibar di sampul majalah adalah salah satu bentuk konkret dari penjelasan di atas. Sheila On 7, Naif, Padi, NOAH (d/h Peterpan), Nidji, Endank Soekamti, Killing Me Inside, serta Pee Wee Gaskins bahkan JKT48, adalah contoh sebagian kecil dari deretan nama yang sempat kami model-sampul-kan jauh sebelum mereka sebesar atau sesukses sekarang. Dan dibahas serta dijadikan model sampul oleh media lain.
Tradisi ini juga yang kami pertahankan dengan mengusung Barasuara menjadi band/artis bahasan kami. Nggak hanya jadi model sampul dan artikel di majalah, kamu juga bisa mengakses beberapa video dan fakta trivia lain tentang mereka di web kami, hai-online.com. Kenapa Barasuara?
Karena kami melihat dan merasakan sebuah potensi dari band ini. Bukan berarti band dan artis baru lainnya nggak punya, lho. Tapi Barasuara, di kuping kami punya elemen kebaruan. Dalam artian, musik yang mereka tawarkan sedikit keluar dari yang disajikan oleh band-band seangkatannya, bahkan berbeda pula dengan para pendahulunya. Fakta bahwa kemudian musik macam ini diterima dengan kuping terbuka oleh sebagian besar kita, itu adalah bonus manis yang makin mengukuhkan pilihan kami ini. Begitu kira-kiranya.