Tampilkan di aplikasi

Kelenteng bersejarah di Pulau Seribu Masjid

Majalah Halo Indonesia - Edisi 122
9 Mei 2022

Majalah Halo Indonesia - Edisi 122

Di Lombok terdapat sebuah tempat ibadah masyarakat Tionghoa dengan perjalanan sejarah yang unik. Keberadaannya menjadi bagian dari kebinekaan di Pulau Seribu Masjid.

Halo Indonesia
Lombok sebagai pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sejarah budaya yang panjang. Berbagai etnis di Nusantara berkumpul di pulau seluas 4.739 kilometer persegi itu. Sebagian dari mereka, di masa lalu, memasuki Pulau Seribu Masjid itu dari kawasan Ampenan, sekitar 25 menit berkendara dari Mataram, ibu kota provinsi berjuluk Bumi Gora ini.

Ampenan dulunya merupakan pusat perniagaan karena dekat dengan kawasan pesisir dan terdapat pelabuhan yang dibangun pemerintahan kolonial Belanda sejak 1896 lampau. Pelabuhan ini pun menjadi pintu masuk masyarakat dari berbagai suku dan etnis ke Lombok. Sebut saja suku Melayu, Banjar, dan Bugis. Ada juga etnis Arab dan Tionghoa yang merupakan kelompok pedagang. Mereka berdampingan hidup dengan warga Sasak, suku asli Lombok.

Di Ampenan ini, mereka kemudian membangun perkampungan dengan nama sesuai asal suku atau etnisnya. Etnis Tionghoa sendiri membentuk komunitas mereka sekitar 2 kilometer dari pelabuhan, tepatnya di sepanjang Jl Yos Sudarso yang sebelumnya bernama Jl Pabean. Mereka mendirikan sejumlah bangunan sekaligus tempat berdagang di Pabean hingga menuju Simpang Lima, dikenal juga sebagai kawasan Pecinan.
Majalah Halo Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI