Tampilkan di aplikasi

Novel Baswedan, "saya tidak takut!"

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/XXX
4 Desember 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 08/XXX

“ ... Saya semakin paham saat berkaca ke pada Rasulullah, juga para Sahabat dan ulama. Beliau-beliau ini memperjuangkan kebenaran, dan karena itu dimusuhi banyak orang”. / Foto : ACKMAD FAZERI/SUARA HIDAYATULLAH

Hidayatullah
Salah satu penyidik senior di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini dikenal tidak pandang bulu. Banyak kasus korupsi kelas kakap yang melibatkan para tokoh yang ditanganinya, dan sukses. Contohnya, berhasil membawa pulang Nazaruddin dari tempat pelariannya di Kolumbia. Juga mengungkap kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Angelina Sondakh.

Kemudian menjebloskan Nunun Nurbaeti ke penjara terkait kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengungkap kasus jual beli perkara Pilkada di yang melibatkan Akil Mochtar, bahkan membongkar kasus korupsi SIM di tubuh Polri. Dialah Novel Baswedan (41 tahun). Karena sepak terjangnya dalam mengungkap kasus korupsi, berbagai pihak berusaha “menyingkirkan”. Mulai dari cara yang lunak, hingga cara keras.

Yang lunak, ia pernah ditawari jadi komisaris sebuah BUMN. Se buah tawaran menggiurkan karena tentu bergaji besar. Namun pria kelahiran Semarang, 22 Juni 1977, ini menolak. “Karena itu bukan keahlian saya,” katanya. Cara yang keras, pernah ditabrak sepeda motor, diancam dibunuh, ditangkap, dan yang meng hebohkan adalah disiram air keras pada tanggal 11 Maret 2017.

Pagi itu, seperti biasa, Novel berjalan kaki pulang dari shalat Subuh di masjid yang tak jauh dari rumahnya. Mendadak berhenti sepeda motor di depannya. Secepat kilat, pemotor menyiramkan air keras tepat di muka. Pria berpembawaan tenang ini tak sempat mengelak. Yang ia rasakan, mukanya seperti dibakar. Bergegas Novel mencari air untuk menetralisir rasa panas.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI