Tampilkan di aplikasi

Bahaya haram, nikmatnya halal

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/XXX
4 Maret 2019

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/XXX

Setiap suap makanan akan menghasilkan energi, darah, daging, kotoran, juga penyakit. Makanan tidak saja menghasilkan sampah, baik berupa keringat, air kencing, maupun kotoran manusia, tapi juga penyakit.

Hidayatullah
Sebagai hamba Allah yang beriman, kita harus percaya bahwa segala yang diperbolehkan (halal) adalah baik. Sebaliknya, segala yang dilarang (haram) oleh syariat adalah buruk. Segala yang diharamkan pasti mengandung bahaya. Sebaliknya, segala yang dibolehkan, apalagi yang dianjurkan, pasti mengandung manfaat bagi manusia.

Boleh jadi sampai saat ini manusia belum menemukan secara ilmiah zat yang membahayakan tubuh manusia pada makanan tertentu yang diharamkan Allah . Tapi sebagai umat Islam, kita harus yakin bahwa pada suatu saat nanti, ilmu pengetahuan akan sampai pada satu tahap yang membuktikan kebenaran larangan tersebut. Tentang hal ini kita tidak ragu sedikitpun.

Khusus mengenai keharaman makanan, bisa bersumber dari dua sebab, yaitu: Pertama, karena zatnya sendiri yang haram. Anjing, babi, dan khamr adalah tiga jenis makanan dan minuman yang haram li-dzatihi. Haram karena zatnya sendiri sudah haram.

Ia tetap haram dikonsumsi, sekalipun didapatkan dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syariat. Kedua, karena asal-asul didapatkannya. Nasi atau jagung, termasuk makanan yang baik dan halal, jika cara untuk mendapatkannya adalah benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Akan tetapi mengkonsumsi kedua makanan tersebut menjadi haram jika berasal dari usaha yang tidak diperbolehkan. Misalnya, hasil menipu atau mencuri (korupsi).

Doa Tertolak. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah itu baik (bersih dari segala cacat dan cela), tidak menerima kecuali yang baik saja. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dengan sesuatu yang diperintahkan kepada para Rasul, di mana Dia berfirman: ‘Wahai para Rasul, makanlah dari sesuatu yang baikbaik dan beramallah yang shalih.’ Dia berfirman juga: ‘Wahai orangorang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ Kemudian Nabi menyebut seorang lelaki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya terurai, dan mukanya berdebu.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI