Tampilkan di aplikasi

Rumah bersubsidi sekitar Jakarta, dekat stasiun kereta masih banyak

Majalah Housing Estate - Edisi 172
12 Desember 2018

Majalah Housing Estate - Edisi 172

Perumahan Sindang Paron Pasar Kemis, Tangerang. / Foto : SUSILO

Housing Estate
Kaum muda di megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang sudah bekerja, sebagian besar menerima penghasilan setara upah minimum regional (UMR). Yaitu, (setelah ditambah lembur dan beberapa tunjangan) rata-rata mencapai Rp3,5–4,5 juta/bulan.

Dengan penghasilan sebesar itu, kebanyakan mereka hanya mampu membeli rumah bersubsidi yang di Bodetabek saat ini dipatok pemerintah seharga maksimal Rp148,5 juta/unit dan tahun depan diperkirakan dinaikkan menjadi Rp150 jutaan.

Data penyaluran kredit Bank BTN yang masih sangat mendominasi penyaluran kredit rumah (KPR/KPA) bersubsidi menguatkan indikasi itu. Per akhir September 2018 porsi KPR bersubsidinya mencapai 54,35 persen dari total penyaluran kredit atau Rp88,92 triliun, tumbuh 30,11 persen dibanding periode serupa tahun lalu yang Rp68,34 triliun.

Sedangkan KPR komersial Rp74,69 triliun atau hanya naik 13,22 persen dari Rp65,97 triliun. Hampir seluruh debitur KPR bersubsidi itu kaum muda berusia di bawah 40 tahun yang sudah berumah tangga.

Di sekitar Jakarta atau Bodetabek pilihan rumah bersubsidi itu masih cukup banyak. Memang, lokasinya sudah lebih dari 20-25 km dari Jakarta yang masih menjadi tempat kerja utama penduduk Bodetabek.

Jadi, rumah-rumah itu lebih cocok untuk mereka yang bekerja di wilayah terdekat. Tapi, masih banyak yang dikembangkan dekat stasiun kereta komuter, sehingga cukup mudah dicapai dari Jakarta. Contohnya Azalea Garden (15 ha) di Daru, Jambe, Tangerang (Banten). “Lokasi kami hanya 300-400 meter dari stasiun Daru.
Majalah Housing Estate di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI