Carport, Antara Fungsi dan Aksesori Carport bukanlah aksesori. Carport perlu dibuat ketika dibutuhkan. Artinya adalah ketika kita memiliki kendaraan—khususnya roda empat—dan rumah kita tidak memiliki garasi, di situlah kita perlu membuat carport. Pada kasus tertentu, kita tetap membutuhkan carport sekalipun sudah ada garasi. Ibaratnya garasi adalah tempat bagi si mobil untuk “tidur” di malam hari, sedangkan carport berfungsi sebagai tempat istirahat sementara.
Saat kita bicara fungsi, maka kita perlu menaruh perhatian penuh pada ukuran, kekuatan, dan kemampuan melindungi. Karena fungsi carport ini adalah sebagai tempat berlindung bagi kendaraan, tentu harus bisa melindungi. Namun, sekalipun didirikan atas nama fungsi, saat kita memutuskan untuk membuat carport, soal estetikanya tidak dapat diabaikan. Beda cerita ketika kita membuat gudang; kita bisa saja cuma mengurusi fungsinya. Ini karena carport berada di area depan, terekspos, sangat mudah terlihat, bahkan mungkin dijadikan ciri atau penanda dari sebuah bangunan.
Di titik ini, carport sekaligus memainkan peran sebagai aksesori atau elemen keindahan. Karena itu, desainnya perlu dipikirkan betul-betul. Desain carport dan bangunan rumah haruslah tampak menyatu dan membaur, jangan seperti saudara tiri—parasnya tidak mirip sama sekali. Sebisa mungkin, desain carport—yang dibangun belakangan—dapat menambah nilai keindahan si bangunan rumah. Bahkan si pelindung mobil ini dapat dijadikan alat untuk memanipulasi kondisi bangunan yang sudah tidak lagi baru.
Dalam ukuran yang terbilang kecil, kita dapat melakukan eksplorasi terhadap desainnya. Apalagi—untuk orang Indonesia yang cenderung senang kumpul-kumpul keluarga besar—carport menjadi sebuah ekstensi ruang saat dibutuhkan. Jadi, semakin layaklah carport ini mendapat desain kelas atas.