Pasangan muda seperti Chris dan Litta yang baru saja menikah tentu punya kebutuhan yang berbeda dengan keluarga dengan banyak anak, misalnya. keduanya mengaku tidak sering bekerja di dapur. Bersantap pun lebih sering dilakukan di luar rumah. namun, kebutuhan akan sebuah dapur bersih atau pantri tetap ada. sekadar menghangatkan makanan dan menyajikan penganan kepada tamu ketika ada acara di rumah membuat pasangan ini memerlukan sebuah dapur yang representatif. sementara, awalnya rumah ini hanya dilengkapi sebuah dapur kotor yang letaknya agak tersembunyi.
setelah berkonsultasi dengan desainer interior eduardus Tri aryo dari Vindo Design, mereka sepakat memanfaatkan area garasi menjadi pantri. Dengan menutup akses ke luar dan mengubahnya menjadi jendela, area ini kemudian dilengkapi dengan kitchen set yang apik. “Desainnya eklektik, ada unsur modern, ada unsur klasik,” jelas edo, sapaan eduardus. Dengan permintaan seperti ini dari pemilik rumah, terwujudlah sebuah pantri yang memiliki percampuran gaya. sentuhan klasik dapat dilihat dari pemilihan material marmer bianco venato pada tabletop yang mengesankan kemewahan. sementara, kabinetnya berbentuk simpel dengan duco finishing PU yang lebih modern.
soal warna, putih dipilih karena berkesan luas dan bersih. sebagai kontras, dinding belakang pantri dipulas warna hitam dan lantai parket dipilih dalam warna cokelat gelap agar kitchen set lebih menonjol. aksen warna didapat dari backsplash granite tile motif cetak serupa tegel kuno. Biru tua, abu-abu, dan krem, melengkapi dominasi warna putih di sini. Motif acak dari tile memecah kekakuan. Permintaan lain dari pemilik rumah adalah dimasukkannya fungsi meja makan di area pantri ini. karena tidak ingin ada meja makan yang kesannya formal, sebuah island table ditambahkan, dengan 4 kursi tinggi pendampingnya.
