Bantu Anak Tidur Nyenyak Sama seperti orangtua, anak juga butuh waktu untuk beristirahat. Bahkan mempertimbangkan kondisinya yang masih bertumbuh baik dari segi fisik maupun psikologis, seorang anak pantas mendapatkan waktu istirahat yang lebih berkualitas. Sekalipun sama-sama membutuhkan istirahat, waktu istirahat anak dan orangtua bisa berbeda—baik jamnya maupun durasinya. Mungkin orangtua naik ke tempat tidur jam 11 atau 12 malam, sementara seorang anak usia 10 tahun sudah harus tidur jam 9 malam. Mungkin orangtua hanya butuh tidur 7 jam, sementara si anak perlu 8-9 jam.
Bayangkan bila dua pihak dengan kebutuhan yang berbeda ini tidur dalam satu kamar; dua-duanya bisa terganggu. Saat anak sedang pulas-pulasnya tidur, Anda baru naik ke tempat tidur. Anak pun berisiko terbangun. Anda sendiri, mungkin jadi tidak leluasa untuk berbicara dengan pasangan karena khawatir anak terganggu. Tidur di kamar orangtua pun biasanya membuat anak cenderung ingin ditemani sebelum tidur.
Bagaimana mendukung istirahat anak yang berkualitas, salah satunya adalah dengan memberikan kamar sendiri. Dengan kamar sendiri, anak dapat tidur pada waktunya tanpa terganggu. Misalnya, agar ia cepat tertidur, lampu kamar dipadamkan (sesuai kebiasaan si anak). Gadget dan mainan disingkirkan, namun mereka diberi keleluasaan untuk memegang benda-benda yang dapat mendukung tidur mereka (misalnya boneka atau bantal kesukaannya).
Dengan kamar sendiri, anak juga terbebas dari godaan yang berisiko membuatnya sulit tidur, yang sering kali ada di kamar orangtua, misalnya televisi, majalah, atau benda apapun yang menarik perhatiannya. Dengan anak tidur terpisah, orangtua juga dapat lebih bebas membicarakan urusan rumah tangga di kamar menjelang tidur, tanpa khawatir terdengar oleh anak. Memang menyenangkan bisa beristirahat di malam hari sambil memeluk sang buah hati. Namun demi kebaikan si anak, kita perlu membiasakannya tidur sendiri.