setelah menunggu 1,5 tahuN, Harliano Adelsa dan Gilang Aria Dianty akhirnya memulai pengalaman mereka tinggal di rumah baru. Mereka yang tadinya menetap di hunian orangtua kini dapat tinggal di sebuah rumah yang menggambarkan kesukaan dan keinginan mereka. Berukuran mungil, memanjang ke belakang, dan berlantai 3, hunian Harliano dan Gilang mengusung desain unfinished yang banyak mendapat sorotan akhir-akhir ini. Bermula di fasad, sentuhan unfinished sudah dapat terlihat. Area secondary skin yang merupakan focal point di wajah rumah tersusun atas material beton aerasi yang dibiarkan tanpa pelapis tambahan.
Dari sini saja, tamu yang datang sudah dapat menebak isi rumah mereka. Ya, apalagi kalau bukan keberadaan raw material sebagai sorotan utama. Masuk ke dalam rumah, tetamu akan menemukan warna abu-abu yang terpampang dari lantai hingga langit-langit rumah. Bhakti setiadi, salah satu arsitek sekaligus co-founder studio Amarta, mengatakan bahwa serba-ekspos yang terdapat di rumah ini berasal dari beton cetak yang diaplikasikan menjadi bagian-bagian rumah. Langit-langit yang berwarna abu-abu sendiri berasal dari struktur bangunan lantai di atasnya yang tak dilapis lagi. Dengan tampilan ini, rumah Harliano dan Gilang tampak sejuk sekaligus hangat dan clean pastinya.
Dari sisi pemilik rumah, desain unfinished dijadikan pilihan karena 2 alasan. Pertama, desain ini dapat terus dipertahankan dengan biaya minim. Dinding misalnya. karena hanya menggunakan plesteran semen, cat dinding tak perlu diperbarui dalam kurun waktu tertentu. kedua, desain unfinished yang berwarna netral lebih mudah dipadu-padankan dengan warna lain. Pemilik rumah akan lebih bebas memasukkan aksesori berwarna-warni di atas “kanvas” abu-abu ini. Apalagi, furnitur pemilik rumah banyak yang bernuansa vintage. Warna cokelat gelap pada furnitur akan lebih bersahabat saat disandingkan dengan warna netral lain seperti abu-abu semen.
Majalah Idea di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.