Menjadi warga kota metropolitan memang memiliki sejumlah risiko. Kebutuhan hidup yang terus meningkat memaksa orang bergerak dalam ritme yang semakin cepat. Sehingga mau tidak mau kita terbawa dalam arus kesibukan yang tiada henti.
Memiliki waktu seharian penuh di rumah mungkin saat ini merupakan kemewahan yang jarang didapat orang-orang perkotaan. Berangkat kerja pagi hari dan baru mencium bau rumah kembali malam hari.
Akhir pekan? Dulu akhir pekan bisa berarti waktu untuk beristirahat. Tapi sekarang, akhir pekan sama sibuknya dibanding hari kerja. Menghadiri pernikahan, menjenguk teman melahirkan, berkumpul dengan teman SMA, belanja bulanan, ke bengkel untuk servis mobil, belanja material untuk renovasi rumah, dan masih banyak lagi.
Kondisi ini berdampak pada pola pikir, gaya hidup, dan cara orang merespon berbagai hal. Juga membawa cara pandang yang berbeda bagi seseorang terhadap rumah tinggalnya. Waktu yang sempit untuk berada di rumah membuat orang sangat menginginkan kenyamanan ketika berada di rumah. Terbatasnya waktu juga membuat orang menuntut segala kepraktisan ada di rumahnya.
Ketika dapur menjadi salah satu ruang utama di rumah maka desain dapur menjadi hal penting. Dapur yang menampung kegiatan penuh kerumitan (memasak itu rumit, lho!) harus dapat mempermudah aktivitas penggunanya. Beraneka ragam barang yang ada di dapur harus bisa diraih dengan cepat tanpa kesulitan. Dapur yang menurut banyak penelitian adalah gudangnya bakteri, haruslah mudah dibersihkan.
Untungnya, perkembangan material mendukung kebutuhan orangorang perkotaan. Para desainer (arsitek dan desainer interior) juga semakin berani menghasilkan desain-desain yang tidak lagi berpaku pada kebiasaan, melainkan mencoba memenuhi kebutuhan kaum urban yang mendambakan kepraktisan.
Di edisi ini kami menyajikan beragam desain dapur yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan. Silakan Anda menikmatinya.