#MillennialLiving Menurut The Millennial Disruption Index tahun 2013, perbankan mempunyai risiko paling besar akan pengaruh disrupsi. Bahkan lebih dari 68% responden beranggapan, cara kita mengakses uang dan cara pembayaran akan sangat berubah dalam 5 tahun ke depan. Di tahun 2019, riset ini telah melewati 5 tahun, dan bisa kita lihat sekarang perkembangan pembayaran telah bergerak menjangkau milenial lewat sistem financial technology atau yang biasa disebut fintech.
Yang menjadi kekhawatiran saya adalah bahwa, menurut riset tersebut, yang paling terpengaruh disrupsi di urutan kedua adalah barang rumah tangga. Kebutuhan akan barang rumah tangga menjadi bagian dari hunian, di luar dari furnitur, lahan, dan bangunan itu sendiri. Kebutuhan milenial akan kepemilikan hunian pun menurun dibandingkan generasi sebelumnya.
Namun, generasi awal milenial lebih serius dalam memiliki hunian. Siapakah generasi awal milenial ini? Menurut Goldman Sachs Global Investment Research, generasi milenial merupakan generasi yang lahir antara 1980 sampai dengan 2000. Saya pribadi termasuk generasi awal milenial yang secara usia sudah di melewati angka 30. Generasi awal milenial ini pun memiliki masalah yang berbeda dengan generasi milenial yang belum melewati kepala 3 yang mungkin belum mempunyai banyak tanggungan. Faktor tanggungan ini juga sangat berpengaruh dalam menentukan keputusan dalam program memiliki hunian lewat KPR.
Keresahan ini pun diperkuat dengan kenaikan harga rumah di kota besar yang besarannya lebih tinggi daripada inflasi. Bahkan jika Anda melihat berbagai survei yang ada, hanya sebagian kecil generasi milenial yang dapat memiliki rumah. Itu pun dengan kondisi harga hunian di bawah Rp500 jutaan atau berukuran kecil.
Setelah IDEA mengadakan Mitra10 IDEA Architecture Design Competition 2018 dengan tema Tropical Contemporary House dan mendapatkan 600-an karya yang berasal dari 22 provinsi di Indonesia, kami tetap optimis akan generasi milenial akan tetap peduli dengan beragam permasalahan hunian. Kekhawatiran saya akan generasi milenial yang akan kesulitan mempunyai hunian, lahan sempit, dana terbatas, dan perubahan gaya hidup seakan mulai terkikis melihat potensi para arsitek dan mahasiswa dengan beragam solusinya.
Bisa dibilang, edisi ini merupakan edisi yang paling menantang selama saya bekerja di IDEA. Beragam nara sumber mencoba memaparkan fenomena gaya hidup milenial dan pola pikirnya. Kami menyebutnya sebagai fenomena #MillennialLiving. Tidak mudah memang, tapi IDEA berkomitmen mencari informasi soal ini secara mendalam dan mendapatkan berbagai jawaban yang dikemas dalam edisi ini. Bahkan, kami berkomitmen tetap memberikan solusi permasalahan di era ini secara lebih mendetail dalam tema-tema mendatang.
Gaya hidup minimalis menurut saya menjadi jawaban atas tantangan millennial living. Saya pribadi sangat tertarik untuk menerapkan gaya hidup minimalis yang telah diterapkan para pemilik rumah yang diliput IDEA edisi ini. Bahkan, salah satu resolusi saya di awal tahun ini adalah menerapkan gaya hidup minimalis. Semoga ini bisa menjawab segala permasalahan pada hunian saya.