Bagai perancang adi busana, seorang desainer produk menciptakan karyanya melalui sebuah riset panjang, pemikiran mendalam, dan perhitungan yang cermat.
Dunia furnitur tanah air yang kemarin terlihat malu-malu, kini mulai muncul ke permukaan. Untuk kategori furnitur massal, semakin banyak gerai-gerai baru bermunculan. Merek yang sudah lama ada, juga tambah percaya diri membuka gerai baru di sejumlah titik di ibukota, bahkan juga di luar ibukota. Juga gerai ala butik di beberapa kawasan elit, yang menyajikan produk-produk dengan desain unik yang eksklusif hanya bisa didapatkan di tempat itu.
Merek-merek yang sudah dikenal, menawarkan model-model yang sangat masa kini. Ditunjang display menarik—menyerupai ruang sesungguhnya di rumah kita—membuat gerai furnitur tak ubahnya gerai fashion; layak untuk didatangi, dijadikan objek cuci mata, dan juga belanja.
Bak gayung bersambut, pasar merespon dengan baik. Tidak cuma diri yang perlu didandani, rumah pun perlu diberi sentuhan melalui furnitur. Apalagi, gaya yang dulu bergerak dalam hitungan 5-10 tahun, kini dalam hitungan 1 tahun sudah bisa bergeser, sehingga memunculkan rasa dahaga akan gaya-gaya baru baru setiap tahunnya.
Kondisi yang positif ini mendorong para desainer produk semakin menunjukkan taringnya. Mereka semakin aktif menciptakan karya-karya berupa furnitur, sampai aksesori dekorasi.
Bagai perancang adi busana, seorang desainer produk menciptakan karyanya melalui sebuah riset panjang, pemikiran mendalam, dan perhitungan yang cermat.
Furnitur bukan lagi sebuah benda fungsional—kursi untuk duduk, lemari untuk menyimpan—namun lebih dari itu. Fungsi, kenyamanan, keawetan, bukan lagi sebuah isu penting, melainkan sudah menjadi standar kewajaran yang harus dipenuhi. Yang menjadi nilai adalah desain yang memukau, detail yang mengagumkan, pengolahan material yang menggugah, dan yang penting, makna mendalam di baliknya. Furnitur adalah benda seni.