Hidup di era serba digital mungkin menyenangkan bagi konsumen. Dunia yang hyperconnected dan mobile sangat memudahkan kita melakukan berbagai aktivitas. Cukup dengan mengeklik atau menyentuh layar smartphone, kita bisa dengan cepat mentransfer dana, memesan tiket, membeli kudapan, atau memesan jasa ojek.
Namun bagi organisasi bisnis, era ekonomi digital adalah tantangan besar. Tahukah Anda bahwa sebanyak empat puluh persen dari perusahaan yang pernah bercokol di tangga teratas Fortune 500 pada tahun 2000 tak lagi berjaya di tahun 2010? Mengapa? Beberapa pengamat menduga mereka telah menjadi “korban” era digital, sebuah era di mana teknologi dan masyarakat berubah sangat cepat sehingga banyak organisasi bisnis tak mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Polaroid, misalnya, terpaksa gulung tikar di tahun 2001 karena tak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di bisnis fotografi.
Tantangan utama yang dihadapi organisasi enterprise di era ekonomi digital adalah kelincahan dan kecepatan berinovasi. Sebaliknya, dua hal itu adalah kelebihan perusahaan-perusahaan yang lahir di era internet, atau biasa disebut (tech) startup. Bagaimana enterprise dapat mengembangkan dua karakter itu? Temukan cara-cara menjadi yang terdepan di era ekonomi digital di laporan utama kami bulan ini tentang InfoKomputer Forum 2015.
Ketika digital business makin nyata, peran mesin pintar makin besar dan aneka peranti juga makin terhubung. Pengguna, bersiaplah Anda menemui pengalamanpengalaman baru. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal itu, kami sajikan ulasan lengkapnya di rubrik Laporan Utama yang berjudul Tren Teknologi 2016.
Memasuki era ekonomi digital, beradaptasi dan berinovasi adalah tuntutan, mengadopsi teknologi adalah keharusan. Ada sebuah catatan kecil mengenai hal itu dari seorang petinggi TI salah satu bank yang teknologinya terkenal mumpuni: apapun strategi dan inisiatif digital yang dipilih harus tetap disesuaikan dengan harapan pelanggan.